PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ahad pagi (05/10/2025), langit Makassar masih agak redup ketika rombongan Arisan IKB PPSP IKIP UP mulai berkumpul di depan Kantor Telkom Pettarani. Satu per satu peserta datang dengan wajah ceria, menenteng tas kecil, jaket, dan tentu saja—cemilan andalan masing-masing.
Tepat pukul 09.00, dua bus masing masing bermuatan 15 orang dan tiga mobil pribadi mulai bergerak perlahan meninggalkan titik kumpul. Dari dalam bus, terdengar gelak tawa, obrolan hangat, dan deretan plastik berisi keripik, panada, kue kering, yang terus berpindah tangan. Seolah tak ada satu pun yang mau membiarkan temannya kehabisan bekal.
“Yang paling seru itu justru di bus. Semua orang bawa makanan dan akhirnya jadi pesta bersama,” celetuk salah seorang peserta sambil tertawa.
Perjalanan menuju Malino memang cukup panjang, namun suasana di dalam rombongan justru membuat waktu terasa cepat berlalu. Beberapa bahkan bernyanyi bersama, sementara yang lain sibuk bercanda hingga tak sadar kalau bus sudah mulai menanjak menuju dataran tinggi.
Begitu tiba di Villa New Tosil Malino milik Ahmad Pidris Zain Daeng Sisila ( Angkatan 82 PPSP IKIP UP ), udara sejuk langsung menyambut. Hutan pinus yang menjulang, kebun teh yang membentang, dan suara air terjun yang gemericik dari kejauhan menjadi pemandangan yang seolah menghapus penat perjalanan. Kamera ponsel tak berhenti mengabadikan momen. Ada yang berpose di bawah pepohonan pinus, ada pula yang memilih bersantai sambil menyeruput sara'ba hangat yang dibawa dari Makassar.
Koordinator arisan, Farida Amansyah, tampak bahagia melihat rombongan begitu menikmati kebersamaan ini.
“Perjalanan seperti ini bukan hanya untuk refreshing, tapi juga sarana mempererat silaturahmi. Semoga kebersamaan kita semakin kuat dan meninggalkan kenangan indah,” ujarnya.
Selain Farida, kegiatan ini juga dikoordinir oleh Vera Padang, dengan dukungan panitia arisan (PA) yang terdiri dari Mardiana, Dwi Wahjurini, dan Rahma Amansyah.
Perjalanan ke Malino kali ini memang lebih dari sekadar wisata. Dengan tema “Merajut Silaturahmi, Menguatkan Solidaritas, Membangun Kenangan Indah Bersama”, acara ini menjadi bukti bahwa arisan bukan sekadar urusan undian bulanan, melainkan wadah kebersamaan lintas angkatan yang terus hidup dari tahun ke tahun.
Dan ketika bus akhirnya kembali menuruni jalan berliku Malino menuju Makassar, setiap peserta membawa pulang bukan hanya ole-ole, tapi juga cerita indah yang akan dikenang lama. ( Ardhy M. Basir )