Namun, sebutnya, permintaan itu tak banyak diindahkan. Aktivitas tambang tetap berjalan, bahkan saat musim hujan.
“Saya sudah tegaskan, kalau hujan, jangan dulu menambang. Tapi mereka tetap beroperasi,” ujarnya.
Kata Mursalim lagi, dampaknya kini makin terasa. Saluran air tersumbat lumpur tambang, menyebabkan banjir masuk ke rumah-rumah warga.
“Dulu sebelum ada tambang, wilayah kami tidak pernah banjir. Sekarang rumah orang tua saya ikut kebanjiran,” kata Mursalim.
Ia juga menambahkan, jalan poros Moncongloe kerap memakan korban. Seorang ibu rumah tangga dan bahkan anggota TNI pernah terjatuh di jalan licin akibat tumpahan tanah dari truk tambang.
“Saya menduga kuat tambang itu tidak memiliki izin. Pengelolanya pun belum pernah datang ke pemerintah setempat membahas soal izin tambang,” ucap Mursalim geram.
Hingga berita ini diturunkan, pemerintah Kabupaten Maros dan aparat penegak hukum belum memberikan keterangan resmi terkait keberadaan tambang galian C ilegal di wilayah tersebut.
Warga berharap, aparat segera menindak tegas pengelola tambang yang telah merusak lingkungan dan mengancam keselamatan masyarakat, Kepala Dusun Bangun Polea, Mursalim, menandaskan. (Hdr)