“Sejauh ini MBG berjalan normal tanpa kendala berarti. Tapi sekitar tiga pekan terakhir sekolah kami tidak menerima lagi makanan bergizi karena dapur MBG ditutup sampai waktu yang belum ditentukan,” jelasnya.
Sitti menambahkan, para siswa maupun orang tua merasa terbantu dengan adanya program MBG. Selain memenuhi kebutuhan gizi, program ini juga mengurangi kesibukan orang tua yang setiap pagi harus menyiapkan bekal bagi anak-anak tercinta mereka.
“Banyak siswa bertanya kapan MBG hadir lagi, dan orang tua pun mempertanyakan hal yang sama. Mereka merasa terbantu dengan variasi menu bergizi yang disajikan, yang sekaligus mengurangi beban keluarga,” ungkapnya.
Meski demikian, pihak sekolah tetap berusaha menjaga semangat belajar para siswa. Guru-guru mengajak anak-anak untuk tetap termotivasi, sembari berharap program MBG dapat segera kembali hadir. “Anak-anak adalah masa depan bangsa. Dengan gizi yang baik, mereka akan tumbuh sehat, cerdas, dan mampu mewujudkan cita-citanya,” tutup Sitti penuh optimisme. (*Rz)