PEDOMANRAKYAT, MAMASA - Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI menyerahkan secara resmi hasil Uji Kompetensi (Job Fit) Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (JPTP) lingkup Pemerintah Kabupaten Mamasa, Senin, 6 Oktober 2025.
Penyerahan hasil dilakukan oleh Ketua Tim Uji Kompetensi Pusjar SKMP LAN RI, Dr. Muhammad Aswad, M.Si., kepada Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, S.E., M.M., di halaman Kantor Bupati Mamasa, disaksikan oleh ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan jajaran pejabat Pemerintah Daerah.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen bersama untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan berbasis merit system dan memperkuat profesionalisme ASN di tingkat daerah.
Tegaskan Integritas dan Transparansi
Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pendampingan LAN Makassar dalam proses Job Fit, sekaligus menegaskan bahwa hasil yang diterima adalah murni dari mekanisme penilaian profesional.
“Dengan hasil seleksi ini kita dapat melihat kemampuan para pejabat untuk menempati jabatan sesuai keilmuannya. Tidak ada istilah titipan atau lobi-lobi. Ini murni hasil uji kompetensi yang independen,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa pelantikan pejabat akan dilakukan pada 20 Oktober 2025, dan seluruh hasil akan dijalankan sesuai rekomendasi LAN.
“Saya dan Wakil Bupati memastikan tidak ada intervensi. Hasil ini akan kami pertanggungjawabkan, karena inilah bagian dari reformasi birokrasi yang harus kita jalankan dengan jujur dan tulus.”
Kepemimpinan Sejati Adalah Kemauan Berinovasi
Dalam rangkaian acara penyerahan hasil JobFit Pejabat Pemerintah Kabupaten Mamasa, Dr. Muh. Aswad, Kepala Pusjar SKMP Lembaga Administrasi Negara, mendapat kesempatan menyampaikan Ceramah Umum Kepemimpinan di hadapan ratusan ASN.
Ia menegaskan bahwa tujuan utama JobFit adalah mempercepat kinerja organisasi melalui kepemimpinan yang efektif dan berintegritas. “Kami menggunakan empat instrumen utama dalam menilai, yakni tes psikologi, penulisan makalah, wawancara, dan rekam jejak,” ujarnya.
Semua proses itu, lanjutnya, dilakukan secara profesional dan tanpa intervensi. “Kami bersyukur, seluruh pansel satu suara, tanpa dissenting opinion,” tegasnya.
Lebih jauh, Dr. Muh, Aswad menguraikan bahwa kepemimpinan sejati hanya hadir dalam situasi yang menuntut perubahan dan inovasi.
Ia mengutip teori Adaptive Leadership dari Heifetz, “Pemimpin baru bisa dianggap sebagai pemimpin apabila ia melakukan perubahan, melakukan inovasi, atau melakukan transformasi.”
Dalam pandangannya, semangat itu tercermin pada Bupati Mamasa, yang menurutnya menunjukkan komitmen kuat terhadap perbaikan tata kelola pemerintahan. “Saya baru dua kali bertemu dengan Pak Bupati, tapi yang saya lihat adalah jiwa transformasi. Rencana-rencana beliau selalu berorientasi pada perubahan dan perbaikan tata kelola pemerintahan. Itu tanda kepemimpinan sejati.”
Ia menekankan bahwa kemajuan daerah tidak ditentukan oleh kekayaan alam, melainkan oleh kemampuan sumber daya manusianya untuk berinovasi dan berkolaborasi. “Inovasi hari ini adalah satu-satunya bumbu utama dalam memajukan daerah,” tegasnya mengutip hasil penelitian internasional.
Dr. Muh. Aswad menutup ceramahnya dengan pesan reflektif tentang makna perubahan dalam kepemimpinan: “Kalau engkau menolak perubahan, engkau akan tertinggal. Kalau engkau mengikuti perubahan, engkau akan selamat. Tetapi kalau engkau menciptakan perubahan, engkau akan menjadi pemimpin dan semua orang akan mengikutimu.”
Pesan tersebut menjadi pengingat bahwa arah perubahan birokrasi harus digerakkan oleh Aparatur Sipil Negara yang kompeten dan berintegritas. Bagi Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI, semangat “ASN Kompeten, Rakyat Sejahtera” bukan sekadar slogan, tetapi komitmen nyata untuk mewujudkan birokrasi Indonesia yang Bigger, Smarter, dan Better.
Demikian Humas Pusjar SKMP LAN, Adekamwa, memberitakan melalui rilis.