“Kami ingin riset ini menjadi inspirasi, bahwa inovasi ilmiah bisa lahir dari hal sederhana di sekitar kita. Bahkan kulit jeruk yang sering dianggap sampah, bisa menjadi kunci terapi masa depan,” tutur Andi Azhiimah, salah satu anggota tim dengan penuh semangat.
Riset ini diharapkan tidak hanya memperkaya ilmu farmasi, tetapi juga membuka jalan bagi pengembangan fitoterapi Indonesia yang lebih ramah, murah, dan berkelanjutan.
Dengan semangat muda dan dedikasi ilmiah, Nur Qadriani dan timnya membuktikan bahwa ilmu pengetahuan bukan sekadar teori, tapi jalan untuk memberi makna dan harapan. (*)