PEDOMANRAKYAT, PAREPARE — Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Parepare resmi memiliki nakhoda baru.
Kepala UPT SMA Negeri 2 Parepare, Mardiah, S.Pd., M.Pd., terpilih secara aklamasi sebagai Ketua PGRI Parepare periode 2025–2030 dalam konferensi yang digelar di Auditorium BJ Habibie, Rumah Jabatan Wali Kota Parepare, Rabu, 8 Oktober 2025.
Mardiah, yang merupakan alumni Universitas Negeri Makassar (UNM), tak menyangka dirinya akan terpilih tanpa melalui proses pemungutan suara.
Awalnya, dua kandidat disebut siap bersaing memperebutkan kursi ketua. Namun, dukungan mayoritas peserta sidang membuat forum sepakat menetapkan Mardiah sebagai ketua baru.
“Insya Allah saya siap mengemban amanah ini. Saya tahu tanggung jawab ini tidak ringan, tapi saya akan bekerja sesuai program dan tujuan organisasi,” ujar Mardiah usai dinyatakan terpilih.
Konferensi PGRI Parepare kali ini berlangsung dalam suasana akrab dan hangat. Para guru dari berbagai jenjang pendidikan hadir memberikan suara dan pandangan terkait arah organisasi lima tahun ke depan. Pemilihan berlangsung tertib tanpa gesekan berarti.
Wakil Ketua PGRI Sulawesi Selatan, Andi Ibrahim, yang juga dosen di Universitas Negeri Makassar, menyambut baik hasil konferensi tersebut.
Ia menilai terpilihnya Mardiah mencerminkan keinginan kuat anggota PGRI Parepare untuk menghadirkan kepemimpinan baru yang lebih inklusif dan responsif terhadap perubahan dunia pendidikan.
“Kami berharap ketua baru bisa membawa semangat pembaruan, memperkuat solidaritas guru, dan menjadikan PGRI Parepare sebagai contoh organisasi profesi yang dinamis,” ujar Andi Ibrahim.
“Kami juga mengapresiasi panitia karena proses pemilihan berjalan lancar, demokratis, dan penuh kekeluargaan,” ucapnya melanjutkan.
Sebagai kepala sekolah dan pengurus aktif di sejumlah forum pendidikan, Mardiah dikenal memiliki rekam jejak panjang dalam kegiatan guru dan organisasi profesi.
Dalam pidato perdananya, ia menekankan pentingnya sinergi antar anggota untuk memperkuat posisi guru dalam memperjuangkan kesejahteraan dan kualitas pendidikan di Parepare.
“Saya tidak bisa berjalan sendiri. PGRI adalah rumah besar bagi semua guru. Kami akan bekerja kolektif untuk memperjuangkan hak dan martabat guru, sejalan dengan program PGRI Provinsi dan pusat,” kata Mardiah.
Hingga berita ini ditulis, sidang konferensi masih berlanjut untuk menetapkan struktur pengurus inti yang akan mendampingi Mardiah menjalankan roda organisasi hingga 2030.
Terpilihnya Mardiah menandai babak baru perjalanan PGRI Parepare organisasi yang kini dihadapkan pada tantangan besar, yaitu menjaga soliditas di tengah perubahan sistem pendidikan dan tuntutan profesionalisme yang kian tinggi. (Hdr)