Islam mengajak mahasiswa IMM untuk tidak berhenti pada level aktivis kampus, melainkan menjadi aktivis perubahan yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.
“Bupati dan wakil tidak akan kuat tanpa energi dari mahasiswa. Kita ingin ada mahasiswa yang punya peradaban lahir dari INTI. Muhammadiyah ini sang pencerah,” tegasnya.
Dengan visi “Jeneponto Bahagia,” Islam berharap ke depan lahir generasi muda yang tidak hanya berpikir soal pembangunan fisik, tetapi juga kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.
“Pembangunan bukan hanya membangun jalan dan gedung, tapi membangun masyarakat yang bahagia,” katanya.
Dalam suasana santai, Islam juga menyisipkan humor segar ketika menyinggung fenomena generasi muda yang gemar bermain media sosial.
“Sekarang ke kafe banyak yang goyang sendiri, ternyata lagi TikTok-an. Silakan goyang, tapi harus goyang asli dari Jeneponto,” ujarnya disambut tawa peserta.
Ia menutup sambutannya dengan ajakan kolaborasi antara kampus dan pemerintah daerah.
“Jangan jadi mental netizen yang hanya bisa berkomentar tanpa memberi solusi. Tolong beri kami ide brilian untuk membangun Jeneponto. Kritik kami, karena tanpa kritik kami tak tahu kekurangan,” tutur Islam.
Islam pun mendorong agar dibuat MoU antara INTI, IMM, dan Pemkab Jeneponto untuk bergerak bersama mewujudkan Jeneponto Bahagia. ( ab )