PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Dalam upaya menanggulangi bahaya penyalahgunaan narkoba sejak usia dini, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kelompok Kerja (Pokja) Wali Kota Jakarta Selatan (Jaksel) bersama Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 267, Jakarta Selatan melaksanakan kegiatan sosialisasi bahaya narkoba dan perluasan pengetahuan wawasan kebangsaan di SMPN 267, Jakarta di kawasan Jalan Mairin Swadarma Raya, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan yang dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya ini membuat jiwa kebangsaan para guru dan peserta didik ini begitu mengena sesuai dengan materi pembahasan.
Ketua PWI Pokja Wali Kota Jakarta Selatan Joni Matondang mengatakan, penyuluhan untuk peserta didik tidak hanya difokuskan pada narkoba saja tapi juga pada perluasan wawasan kebanggaan. Karena jika para siswa kelak akan menjadi pemimpin Indonesia.
"Para siswa inikan ibarat anak-anak saya yang harus dijaga kesehatan, mental dan jiwa kebangsaannya. Sehingga jika mereka berhasil kesehatannya terutama dari bahaya narkoba maka mereka harus juga diasah pandangan kebangsaannya. Supaya jika kelak menjadi pemimpin maka akan memiliki sikap negarawan," kata Joni Matondang.
Senada dengan Joni, Kepala Kodim 0505 JS yang diwakili oleh Perwira Seksi Intelegen Kodim 0504, Mayori Inf. Renson's Aritonang mengatakan, sebagai calon pemimpin bangsa para siswa juga diminta untuk lebih pandai menggunakan HP (handphone-red). Sebab banyak informasi ada di HP termasuk hal yang baik dan yang buruk. Oleh karenanya Renson's Aritonang berpesan agar para siswa menjauhi hal bersifat negatif, termasuk bahaya penyalahgunaan narkoba.
"Kalian adalah calon pemimpin gunakan kemajuan teknologi untuk hal positif. Banyak juga medsos yang negatif yang bisa memengaruhi hal hal negatif seperti di medsos banyak sekali tak patut ditiru. Jangan juga, khususnya yang wanita jangan menggunakan baju yang 'kurang bahan', mengerti ya maksudnya. Intinya timbulkan jiwa kebangsaan kalian untuk ikut ambil bagian membangun negara. Jangan hanya mengandalkan teknologi malah kita menjadi bodoh. Lestarikan budaya Indonesia, kalau perlu kembangkan," pungkas Renson's Aritonang.
Sementara dalam materi penyuluhan bahaya narkoba, Penyuluh Narkoba dari BNN Kota Jakarta Selatan, Sukamto Widodo mengajak para siswa untuk lebih memahami dampak buruk penyalahgunaan narkoba serta pentingnya menjaga diri dari pengaruh negatif terutama dalam lingkungan pertemanan baik disekolah mau pun di rumah. Sebab menurutnya narkoba menyerang otak manusia dan membuat rasa ketergantungan.
"Narkoba merusak otak. Gambrannya adalah otak kita menjadi bolong bolong. Kalau hp (hand phone) rusak bisa di perbaiki lalu selesai. Tapi kalau otak sangat susah. Butuh waktu yang tidak sebentar. Contoh di dunia artis, berapa kali artis Amarzoni dan Fariz RM itu beberapa kali tersangkut kasus narkoba. Itu karena otaknya sudah dirusak oleh zat narkoba," papar Sukamto Widodo.
Sementara itu, Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta, Kesit B Handoyo berpesan pada seluruh siswa agar jangan sekali-kali untuk mencoba menggunakan narkoba.
"Pencegahan itu bisa dilakukan dengan ke giatan positif. Seperti olah raga dan lain lain. Jngan sekali kali mencoba karena dampaknya akan sangat buruk bagi masa depan kalian. Mengetahui tentang narkoba boleh, seperti apa sih narkoba itu, apa saja jenis yang termasuk golongan narkoba. Nah pengetahuan itu lah yang bisa dijadikan bekal untuk menghindari. Pokoknya berani mengatakan tidak pada narkoba. Itu baru namanya anak hebat," tutur Kesit B Handoyo.
Menutup perjumpaan materi penyuluhan, Kepala Sekolah SMPN 267 Jakarta, Wahyudin, M.Pd yang didampingi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Kehumasan, Hilda Nur Rachmadiyani, M.Pd mengucapkan terima kasih kepada PWI Pokja Walikota Jakarta Selatan yang telah memfasilitsi penyuluhan dan mendatangkan narasumber yang hebat.
"Kami bersyukur dan berterima kasih kepada PWI dan seluruh pihak yang terlibat pada acara hari ini. Ini bekal pengetahuan yang sangat bagus bagi putra putri didik kami. Sehingga mereka bisa mengetik dan menghindari dari bahaya narkoba. Semoga peserta didik kami bisa mengambil manfaat dan kelak menjadi pemimpin bangsa yang baik. Semoga kolaborasi ini masih akan berlanjut kedepannya," harap Wahyudin. (*)