PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Film layar lebar Cristine Tidak Seperti yang Kamu Lihat terus mencuri perhatian publik. Di hari kedua penayangannya, antusiasme masyarakat tampak sangat tinggi. Penonton membludak di sejumlah bioskop di berbagai daerah, banyak yang penasaran dengan kisah spiritual yang dibalut nuansa horor ini, terlebih karena salah satu pemerannya adalah Ustadz H. Asmar Lambo, yang juga dikenal sebagai Direktur PT Aslam Group Internasional.
Kali ini, apresiasi datang dari tokoh agama sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Mabbarakka, Ustadz Andi Armayadi Alghyfari, yang menilai film tersebut sebagai karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh sisi spiritual penontonnya.
“Cristine menghadirkan pesan moral yang dalam melalui perjalanan hidup seorang perempuan bernama Nyimas. Cerita tentang godaan, ambisi, dan pencarian kebahagiaan yang salah arah menjadi cermin bagi manusia modern yang sering terjebak dalam ilusi duniawi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ustadz Andi Armayadi menegaskan, film ini mengingatkan manusia agar tidak terperdaya oleh gemerlap dunia.
“Ambisi tanpa keimanan hanya akan menjerumuskan pada kegelapan,” tuturnya.
Menurutnya, keindahan yang tampak di mata manusia sering kali hanyalah bayangan semu yang menipu hati. Dari kisah Cristine, penonton diajak memahami bahwa setiap keinginan yang diperjuangkan tanpa restu Tuhan akan berakhir dengan penyesalan.
“Ketenangan sejati tidak lahir dari kekuasaan, harta, atau perjanjian dengan kekuatan gelap, melainkan dari hati yang bersih, sabar, dan berserah diri pada kehendak Tuhan,” lanjutnya.
Ustadz Andi juga menilai, keunikan film Cristine terletak pada kemampuannya menghadirkan nuansa horor yang sarat makna. Ketakutan yang muncul bukan semata karena teror makhluk gaib, tetapi karena pergulatan batin manusia yang kehilangan arah.
“Film ini tidak hanya menakutkan, tapi juga menggugah. Ia berbicara tentang iman, penyesalan, dan harapan untuk kembali kepada cahaya kebaikan,” ujarnya.
Melalui Cristine, para penonton diajak merenungi makna hidup yang sesungguhnya, bahwa setiap ujian dan keterlambatan bukan bentuk penolakan Tuhan, melainkan cara-Nya melindungi manusia dari sesuatu yang belum siap dihadapi. (Deden)