Jejak Dua Generasi Pejuang Makassar

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh Arjuna Asnan Amin
Alumni Departemen Sejarah, FIB Universitas Hasanuddin

Di Makassar, setiap nama jalan sesungguhnya menyimpan kisah. Ada sosok yang berasal dari tokoh nasional. Ada pula yang lahir dari perjuangan rakyat di kampung-kampung. Di antara itu, ada dua nama yang berjauhan di peta. Namun berkelindan dalam darah dan sejarah. Jalan Yusuf Daeng Ngawing dan Jalan Abdullah Daeng Sirua.

Keduanya bukan sekadar penanda arah di kota yang terus tumbuh. Mereka adalah jejak dua generasi pejuang. Ayah dan anak, yang lahir dari Kampung Tidung. Perjuangan mereka tak tercatat dalam buku pelajaran, tetapi hidup dalam ingatan warga dan batu nisan di pemakaman yang berada di Tidung Mariolo.

Sang ayah, Yusuf Daeng Ngawing, dikenal sebagai kepala kampung di Mapala dan pejuang kemerdekaan yang menentang penjajahan. Ia bukan prajurit berseragam, melainkan pemimpin moral yang menanamkan nilai keberanian dan kejujuran pada anak-anaknya. Bersama sang istri, Yalus Daeng Te’ne, ia membesarkan keluarga dengan teladan kesederhanaan dan semangat perjuangan. Dari pasangan inilah lahir Abdullah Daeng Sirua, putra yang kelak melanjutkan api keberanian sang ayah.

Abdullah Daeng Sirua lahir tahun 1922 di Kampung Tidung, Makassar. Sejak muda, ia dikenal cerdas dan teguh pendirian. Ia menempuh pendidikan di Mualimin Muhammadiyah Jongaya. Kemudian melanjutkan ke MULO, sekolah Belanda yang kala itu menjadi simbol status sosial. Namun pendidikan itu tak membuatnya menjauh dari rakyatnya. Justru di sanalah semangat perlawanan dalam dirinya tumbuh semakin kokoh.

Dalam satu kisah yang diwariskan turun-temurun, Abdullah Daeng Sirua pernah ditembak oleh pasukan Belanda namun tidak mati. Ia selamat dan tetap melanjutkan perjuangannya. Di mata rakyat Tidung, peristiwa itu bukan sekadar keajaiban, melainkan bukti bahwa keberanian bisa lebih kuat dari peluru.

Baca juga :  Skrining Kesehatan Serentak di Sulsel, Andi Mahyanto : Upaya Lindungi Pelajar dari Penyakit

Menurut penuturan H.Muh Yahya Daeng Nai, keponakan Abdullah Daeng Sirua sekaligus cucu dari Yusuf Daeng Ngawing, rumah keluarga besar mereka di Tidung pernah menjadi tempat persembunyian para pejuang. Di sanalah Wolter Mongisidi sempat bersembunyi di sebuah sumur ketika dikejar oleh pasukan Belanda. Cerita itu kini hidup sebagai bagian dari memori kolektif. Bahwa, perjuangan tak selalu terjadi di medan perang, tetapi juga di halaman rumah-rumah sederhana.

Kini, makam Abdullah Daeng Sirua dan Yusuf Daeng Ngawing berada di Tidung Mariolo. Di lokasi yang sama dengan rumah tempat keduanya dulu tinggal dan berjuang. Di sanalah dua generasi pejuang ini beristirahat, di tanah yang mereka cintai dan pertahankan dengan segala keberanian.

Nama mereka kini menjadi nama jalan di Makassar. Dua ruas yang tak pernah bersinggungan di peta. Tetapi saling terhubung dalam ingatan sejarah lokal.

Dua nama itu kini terpatri di jalan-jalan Makassar. Bukan sekadar tanda arah, melainkan jejak keberanian dua generasi yang mengajarkan kita bahwa kemerdekaan lahir dari tekad untuk tidak menyerah pada ketakutan. (*).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Menjaga Warisan, Membangun Peradaban: Pesan Putra Mahkota Gowa di Hari Jadi Sulsel ke-356

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Suasana penuh khidmat dan kebanggaan menyelimuti Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan pada peringatan Hari...

Fasilitas Umum Disulap Jadi Bangunan Komersial, LI BAPAN Soroti Dugaan Permainan Birokrasi di Makassar

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Lembaga Investigasi Badan Penyelamat Aset Negara (LI BAPAN) Sulawesi Selatan kembali menyoroti kinerja dua instansi pemerintah,...

Semarak Dies Natalis ke-38 PNUP, Dari Jalan Santai hingga Berbagi Kebahagiaan

PEDOMANRAKYAT, MAROS – Suasana cerah Minggu pagi, 19 Oktober 2025, menyelimuti Kampus II Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP)...

Jelajahi Butta Pangrannuangku, Pangdam XIV/Hasanuddin Pimpin Ribuan Offroader Semarakkan HUT ke-80 TNI

PEDOMANRAKYAT, TAKALAR – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) Tahun 2025, Kodam...