PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Tim dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat kepada Kelompok Tani Makmur Jaya di Dusun Mario, Desa Parangmata, Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang diagendakan berlangsung selama beberapa bulan dimulai Oktober sampai Desember 2025 ini, didanai Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, serta difasilitasi oleh LP2M Unhas, dengan skema program pemberdayaan berbasis masyarakat.
Program ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok tani melalui optimalisasi pekarangan rumah produktif dengan usaha tani bawang merah ramah lingkungan, sekaligus mendukung upaya ketahanan pangan keluarga dan pembangunan ekonomi hijau di pedesaan.
Tim kegiatan ini terdiri dari 3 orang dosen dan 4 orang mahasiswa. Ketiga dosen tersebut yakni Prof. Dr. Ir. Fachirah Ulfa, MP (Ketua), Prof. Dr. Ir. Elkawakib Syam'un, MP (Anggota), dan Dr. Ir. Heliawaty CH, MS (Anggota). Sedangkan keempat mahasiswa masing-masing Widya Ananda Kasim, Ahmad Dzaky Mubarak, Nur Fadillah Amir, dan Abd. Rahman Rusli.
Tahap awal kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan dimana tim pelaksana yang dipimpin Prof. Dr. Ir. Fachirah Ulfa, MP bersama Prof. Dr. Ir. Elkawakib Syam'un, MP dan Dr. Ir. Heliawaty, MS memberikan materi tentang konsep pertanian pekarangan produktif dan teknologi budidaya bawang merah yang ramah lingkungan.
Dalam sesi penyuluhan, tim juga memperkenalkan berbagai inovasi pertanoan organik seperti pengolahan air kelapa menjadi pupuk organik cair dan zat pengatur tumbuh, pemanfaatan biochar dari jenggel jagung untuk memperbaiki struktur tanah, dan pembuatan pestisida nabati dari daun pepaya untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap bahan kimia.
Peserta yang terdiri dari anggota Kelompom Tani Makmur Jaya terlihat antusias dan aktif berdiskusi tentang cara penerapan teonologi ini di pekarangan rumah masing-masing.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa pekarangan rumah bisa menjadi sumber pangan sekaligus sumber pendapatan baru. Apalagi jika dikelola dengan pendekatan ramah lingkungan,” ujar Prof. Fachirah Ulfa, Ketua Tim Pelaksana kegiatan pengabdian ini.
Menurutnya lagi, kegiatan ini menjadi langkah awal menuju penerapan teknologi budidaya bawang merah berbasis bahan lokal. Penggunaan biochar dari limbah jagung, pupuk organik cair dari air kelapa, serta pestisida nabati dari daun pepaya merupakan contoh inovasi yang murah, mudah diterapkan, dan ramah lingkungan.
“Kami ingin petani melihat bahwa teknologi tidak selalu mahal. Banyak inovasi sederhana dari bahan lokal yang terbukti efektif dan aman bagi lingkungan,” sambung Prof. Elkawakib Syam’un, anggota tim pelaksana yang berfokus pada teknologi biochar dan pupuk organik cair.
Setelah tahap penyuluhan ini, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan praktik, mencakup pembuatan biochar, pupuk organik cair, pestisida nabati, dan penanaman bawang merah di pekarangan rumah warga.
Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap kegiatan ini, tim kegiatan pengabdian ini memberikan bantuan berupa pupuk organik, umbi bawang merah unggul, polybag, media tanam, kompos, jenggel jagung dan perlengkapan pendukung lainnya yang berkaitan langsung dengan kegiatan pengabdian.
Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat proses penerapan usaha tani bawang merah ramah lingkungan di pekarangan rumah.
Program ini sejalan dengan SDGs poin 2 (Tanpa Kelaparan), poin 12 (Produksi dan Konsumsi yang Bertanggung Jawab), dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim), serta mendukung Asta Cita pemerintah dalam membangun kemandirian pangan dan ekonomi hijau. (*)