PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Dalam semangat membangun sinergi antara industri kreatif dan pengembangan daerah, Global Prima Sinema (GPS) mengambil langkah besar dengan memulai rencana produksi film yang akan berlokasi di Toraja dan Makassar. Proyek ini menjadi simbol kolaborasi lintas sektor menghubungkan dunia perfilman, pelayaran, UMKM, serta pemerintahan daerah untuk melahirkan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi.
Produser Ir. Arwan Tjahjadi, sosok visioner di balik GPS, menegaskan bahwa film ini akan menjadi wadah untuk menggali potensi daerah serta memperkenalkan pesona alam dan budaya Sulawesi Selatan ke kancah nasional bahkan internasional. Menurutnya, perfilman bukan sekadar hiburan, tetapi juga alat strategis untuk edukasi, promosi wisata, dan kebangkitan ekonomi kreatif daerah.
“Kami ingin menghadirkan karya yang tumbuh dari kekayaan lokal namun berdampak nasional. Film ini adalah bentuk cinta kami terhadap Sulawesi Selatan dan wujud nyata bahwa potensi besar ada di tanah kita sendiri,” ujar Arwan usai memimpin gelaran diskusi di Rest. Hotel Losari Beach, Rabu (22/10/2025).
Arwan menilai bahwa Sulawesi Selatan memiliki segalanya untuk menjadi pusat perhatian industri perfilman, keindahan alam, keragaman budaya, serta semangat masyarakat yang tinggi untuk berkembang. Melalui film ini, Manajemen GPS dan Tim ingin menghadirkan cerita yang autentik, menyentuh, dan bermakna, yang mampu memperlihatkan keindahan Toraja dan Makassar dalam perspektif sinematik yang memikat. "Lokasi shooting juga akan dilakukan diatas kapal Dharma Kencana VII," tutupnya.
Di sisi lain, Komisaris GPS, Muh. Kadar, memberikan dorongan kuat terhadap inisiatif ini dengan menekankan pentingnya kolaborasi dan keberanian berinovasi dalam industri perfilman. Baginya, langkah GPS bukan hanya memproduksi film, tetapi juga membangun ekosistem kreatif yang berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
“Kami tidak ingin hanya membuat film, kami ingin menciptakan gerakan. Gerakan untuk membuktikan bahwa sineas dari daerah juga bisa berdiri sejajar dengan produksi nasional,” tegas Muh. Kadar.
Menurut Kadar, produksi ini juga diharapkan menjadi wadah pembelajaran bagi generasi muda Sulsel, membuka ruang bagi talenta lokal, mulai dari aktor, kru teknis, penulis, hingga seniman kreatif lainnya. Manajemen GPS berkomitmen untuk melibatkan banyak tenaga lokal agar mereka dapat memperoleh pengalaman langsung dalam dunia perfilman profesional.
Kolaborasi dengan pemerintah daerah, seperti dukungan dari istri Bupati Toraja Utara, Damayanti Batti, S.IP., semakin memperkuat fondasi kerja sama ini. Pemerintah daerah melihat inisiatif ini sebagai peluang emas untuk mengangkat potensi wisata dan ekonomi lokal melalui jalur kreatif yang berdaya saing tinggi.
Film ini diharapkan menjadi ikon baru pariwisata Sulawesi Selatan, memperkenalkan destinasi yang menakjubkan sekaligus nilai-nilai budaya luhur yang membentuk identitas masyarakat setempat. Lebih dari sekadar tontonan, karya ini diharapkan menjadi kebanggaan daerah dan inspirasi bagi banyak orang untuk terus berkontribusi membangun daerahnya.
Dengan tekad kuat dan visi besar, Ir. Arwan Tjahjadi dan Muh. Kadar berkomitmen menjadikan film ini sebagai tonggak kebangkitan perfilman Sulawesi Selatan. GPS ingin menunjukkan bahwa industri kreatif daerah mampu berdiri tegak, menghasilkan karya berkelas, dan memberi dampak nyata bagi pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat.
“Film ini bukan hanya tentang kisah di layar, tetapi tentang harapan, semangat, dan kerja bersama untuk membangun masa depan yang lebih baik,” tutup Arwan dan Kadar dalam nada optimistis. (*Rz)


