Denyut Kehidupan di Car Free Day: (2) Di Tengah Sepi Deru Kendaraan, Ada Warna-Warni Kehidupan

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

“Awalnya malu, Kak. Minder juga, apalagi kalau dilihat orang, tapi lama-lama terbiasa. Saya pikir, kalau bukan kita yang mulai, siapa lagi?,” tuturnya sambil tersenyum sedikit saat diwawancarai, Minggu (12/10/2025) pagi itu.

Setiap Minggu pagi, sebelum matahari naik tinggi, Ogi dan kawan-kawan berangkat dari sekretariat Project Da’wah. Menaiki kendaraan roda tiga untuk membawa perlengkapannya. Mereka menempati satu sudut CFD yang dulu gratis, tapi kini dikenai biaya Rp10.000 per pekan. Di situlah mereka membuka ruang kecil bagi siapa pun yang ingin belajar huruf demi huruf dari kitab suci.
Di tengah jerununan (dari kata jerun — lihat tekukur) surga dunia yang ramai, sibuk mengejar keringat, foto, dan promo, lapak mereka seakan tenggelam. Hanya sesekali orang menoleh. Jarang yang berhenti. Tapi Ogi tak tampak kecewa. Ia tetap menata mushaf. Mengajak siapa pun yang lewat dengan senyum dan sapaan ringan.

Bagi mereka, hasilnya bukan dihitung dari rupiah, tapi dari perubahan kecil yang tumbuh di hati siapa pun yang datang belajar.
“Kita nggak cari untung, Kak. Kita cuma ingin bantu orang yang belum bisa ngaji supaya bisa. Targetnya anak muda, tapi siapa pun boleh,” ujarnya lagi.

Setelah saya melontarkan sejumlah pertanyaan spontan kepada penjaga tenant itu, rasanya masih ada yang kurang. Saya merasa perlu mencari tenant serupa untuk diwawancarai. Angle yang saya ambil adalah sisi surga lain yang tak dilirik.

Sekitar seratus meter melangkah, Adrian rupanya belum juga menemukan cerita menarik. Saya sempat menawarinya beberapa topik. Ada penyanyi difabel. Ada pula tukang bersih-bersih yang tak ingin melihat sampah berserakan. Namun entah apa alasannya, semua itu belum juga menarik perhatiannya.
Kami terus berjalan sekitar lima menit hingga akhirnya menjumpai seorang lelaki tua, bukan asli Makassar, melainkan berasal dari NTB. Tepatnya Lombok. Lelaki paruh baya itu bernama Rijal.

Baca juga :  Ngopi Bareng Sama Warganya, Bhabinkamtibmas Melayu Baru Berikan Imbauan Kamtibmas

Saya sempat heran ketika lelaki tua itu menyebut jualannya dengan nama “rambut nenek”. Baru kali ini saya mendengar jajanan dengan sebutan unik itu. Adrian akhirnya memutuskan untuk membeli. Sekadar membuka obrolan agar bisa mewawancarainya.
Sambil mereka berbincang, saya ikut menikmati jajanan yang disebut rambut nenek itu. Dari tampaknya, benar saja warnanya putih keabu-abuan, mirip rambut nenek sungguhan. Tapi rasanya manis dan lembut. Seperti gula yang meleleh di lidah.

Usai wawancara dengan penjual rambut nenek itu, langkah kami masih berlanjut. Di antara riuhnya pengunjung dan aroma jajanan yang berseliweran di udara, kami mencoba mencari lagi. Siapa tahu ada kisah serupa dengan narasumber pertama. Kisah tentang ladang pahala yang tersembunyi di balik kesibukan dan hiruk pikuk pasar amal itu. Tapi semakin jauh melangkah, kian sepi juga temuan kami. Tak ada lagi tenant yang seperti tadi. Yang dengan sederhana menjual sesuatu bukan hanya untuk keuntungan, melainkan juga untuk kebaikan.
Kami terus berjalan, menyelisik setiap sudut. Namun hasilnya nihil. Rasanya mulai pusing memikirkan, mau menulis apa dengan modal wawancara yang tak sampai empat menit. Akhirnya, kami pun memutuskan kembali ke lokasi pelatihan, sambil berharap masih ada kisah lain yang bisa diselamatkan dari hari itu. Ternyata yang selamat itu, kisah yang saya tulis ini. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

YADEA Hadir di Maros: Langkah Nyata Menuju Transportasi Ramah Lingkungan

PEDOMANRAKYAT, MAROS — Brand motor listrik terkemuka dunia, YADEA, resmi memperluas jangkauannya ke Kabupaten Maros, Sabtu (25/10/2025). Showroom...

Jaringan Aktivis NTB Desak Kejati NTB dan Kejari Dompu Usut Tuntas Terkait Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi

PEDOMANRAKYAT, MATARAM - Jaringan aktivis NTB mendesak kepada Kejaksaan Tinggi NTB dan Kejaksaan Negeri Dompu untuk usut tuntas...

Ketua DPP LSM GEBER Sumut: Semangat Sumpah Pemuda Harus Jadi Gerakan Nyata, Pemuda Wajib Jadi Penggerak Persatuan dan Perubahan Bangsa

PEDOMANRAKYAT, MEDAN – Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 yang jatuh pada Selasa, 28 Oktober 2025 menjadi saat...

Riset Prolog: 1 Tahun Pemerintahan Prabowo, Mentan Amran Urutan ke-2 Menteri dengan Kinerja Terbaik

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Lembaga riset Prolog (Public Research on Governance) melalui Prolog Survei Center merilis hasil survei terkait...