PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Gelaran Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) KNPI Kota Makassar 2025 yang seharusnya menjadi ajang kebanggaan pemuda dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda justru meninggalkan kekecewaan mendalam. Di balik kemeriahan panggung penutupan, para peserta mengaku merasa diabaikan dan tidak dihargai.
Pertandingan cabang seni pencak silat yang digelar di halaman kantor DPD KNPI Kota Makassar pada 22 Oktober 2025 menghasilkan juara 1, 2, dan 3 dari berbagai kategori. Berdasarkan keputusan tiga juri, panitia bahkan telah mengumumkan para pemenang secara resmi dan meminta mereka hadir pada malam puncak untuk menerima penghargaan serta sertifikat.
Namun, pada malam penutupan tanggal 28 Oktober 2025, hanya juara 1 yang dipanggil naik ke panggung dan menerima penghargaan. Para peraih juara 2 dan 3 yang datang sejak sore hari harus menunggu hingga larut malam tanpa mendapat apapun, bahkan sertifikat yang dijanjikan pun tidak diberikan.
Kondisi tersebut menimbulkan rasa kecewa di kalangan peserta. “Melihat teman-teman juara 1 bersinar di atas panggung, jujur saja kami merasa perjuangan kami tidak berarti apa-apa,” ungkap salah satu peserta yang enggan disebut namanya. Banyak dari mereka pulang dengan perasaan kecewa setelah menunggu selama berjam-jam tanpa kejelasan.
Pelatih Tapak Suci Pondok Pesantren Darul Aman juga menyuarakan kekecewaan yang sama. “Anak-anak sudah berlatih keras dan berhasil meraih juara, tapi saat penutupan mereka tidak mendapatkan apapun. Kami merasa diabaikan,” tegasnya. Ia menilai sikap panitia tidak mencerminkan semangat pembinaan dan penghargaan dalam ajang olahraga pemuda.

