Denyut Kehidupan di Car Free Day: (9) Jejeran Kukusan Hasil Bumi Uapi Jl. Boulevard

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Masalah sarapan kriuk, Aji Ariani punya melon berpotongan besar bersama dengan pepaya dan semangka menyesakkan tutup thinwall (alat tipis) yang hampir susah ditutup. Panasnya Makassar cukup terobati dengan air buah yang menggulir mengetuk satu-satu alat bicara kami yang sempat serak dijemur campuran sinar matahari dan lalu lalang udara pengunjung.
Kalimat “kukusannya Aji,” seakan menyihir telinga rombongan ibu-ibu senam yang berpeluh menggerakkan badan usai menghadiri kelas zumba dengan lagu paling energik tahun ini. Habis berolahraga, mereka makan sehat, dan bersama teman. Nikmat mana lagi yang kau dustakan.

“Sudah banyak yang menjual pakaian, jadinya saya mulai tidak menjual pakaiaan. Kukusan alhamdulillah ramai yang beli,” ucapnya sambil jongkok sibuk meraba-raba kantong bawaannya mencari plastik kecil untuk membungkus ikan asin berukuran sedang sebelum diberikan kepada pembeli.

Tangannya cekatan mengemas bubur ayam dalam thinwall. Menutupnya rapat berharap hangatnya berlindung pada bulir-bulir bubur meski lama bersemayam di bawah penutup plastik itu. Kerupuk bawang aneka warna juga dijajakan melengkapi hierarki bubur ayam bertekstur lembut, gurih, berpesta di mulut bersama kriuknya kerupuk.

Adanya kukusan di tengah melonjaknya hidangan penuh tepung cukup menjanjikan kesehatan perut dan dompet. Tidak melibatkan poster gonjreng, teriakan monoton, pemandangan mengukus dan menyiapkan makan pagi seolah menjadi pertunjukan sementara bagi siapa pun yang berjalan di depan lapak.

Pemandangan yang biasa terlihat di dalam singgasana pribadi tanpa aba-aba muncul saat mencari nasi. Berakhir membawa memori tentang ibu yang dulu selalu menyiapkan makan pagi. Nenek yang bangun lebih cepat dari ayam jantan, hingga ingatan tentang tetangga beberapa blok terlintas ketika kulit umbi-umbian yang mulai layu dikukus melebarkan aromanya.

Baca juga :  Acrab FC Juarai Kompetisi Liga Futsal BRI Sinjai

Laju kota beradu dengan agenda jalan kaki dan obrolan hangat bersama keluarga memenuhi Jalan Boulevard mengajak sepuluh jari kaki di bawah untuk melangkah lebih pelan dan lebih pelan lagi. Perut yang rindu akan suasana dapur belakang di rumah nenek bagaikan konsep mula Aji Ariani menyajikan haru di tengah kukus meskipun ia memetik rezeki di jalan masih berumur varietas sawi; 3 minggu.
Tidak dijual banyak, dipajang apik, lebih khawatir tak bisa habis terjual karena seorang ibu yang menjaga kompor sudah cukup merepotkan jika ditambah dengan pengawet lemari pendingin. Aji Ariani lebih mengerti rasanya cukup dibandingkan kisanak dan nisanak yang sibuk memenjarakan mata pada layar alih-alih ikut terbawa aroma manisnya ubi dan manisnya pepaya. Bersamanya, bak ibu dan dua anak yang menggelar karpet kuning asik mengunyah bersama balitanya.
Makanan tidak hanya menjadi kebutuhan yang menyimpan kalori dan memori, namun juga bagaimana tatanan masyarakat terselip di dalamnya. Siapa yang membeli apa, siapa yang menjual apa, dan apa yang dijajakan di mana.
Konstruksi dapur akan terlihat kompleks bila dilihat lebih dekat dan dikunyah pelan-pelan. Bagaimana bahan pangan hasil jerih payah petani dipisahkan dari tanah yang mengandungnya. Bulir keringat supir mobil pick up yang menempel dengan kaus bersablon paslon yang sudah tak tercium pedulinya. Pembeli yang mencari kenyang dalam saldo yang enggan berbayang.
Umbi-umbian bukan cuma sumber karbohidrat kompleks. Telur bukan cuma sumber protein terjangkau. Bubur kacang hijau bukan cuma kudapan nenek yang lezat rasanya. Namun juga ada seorang Ibu yang membagikan sedikit potongan dapurnya kepada siapa yang membutuhkan kenyang sebelum akhirnya didudukkan tanggung jawab sosial tak berujung setiap hari Minggu. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Dalam Festival Sapi APPSI di Jember, Mentan Amran Dorong Kemandirian Daging Nasional

PEDOMANRAKYAT, JEMBER - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menghadiri Festival Sapi APPSI Bupati Jember Cup Season 2...

Mentan Amran Sebut Pertanian Solusi Selesaikan Kemiskinan Ekstrem di Jember

PEDOMANRAKYAT, JEMBER - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan solusi paling efektif untuk...

Kakanwil Kemenag Sulsel Lantik 10 Pejabat Administrator

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, H. Ali Yafid, melantik sepuluh pejabat administrator...

Semangat Apresiasi Guru, SD Inpres Hartaco Indah Hadir di Puncak HGN BBGTK Sulsel

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Murid UPT SPF SD Inpres Hartaco Indah memeriahkan puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tahun...