Dana adalah latihan kedermawanan untuk melepas dan merupakan hal dasar yang sudah seharusnya dipraktikkan oleh umat Buddha. Namun, kita hendaknya dapat pula berkembang untuk mempraktikkan latihan yang lebih tinggi. Yakni melatih kemoralan (sila) dan pengembangan batin (bhavana).
Lebih lanjut Bhikkhu kelahiran kota Makassar ini mengatakan, manusia memiliki enam Indria yang diibaratkan seperti satu pintu dan lima jendela. Yakni, mata, telinga, hidung, lidah, kulit dan pikiran. Keenam indria ini akan mengadakan kontak dengan obyek di luar diri kita. Kontak mata dengan bentuk / warna akan menimbulkan kesadaran mata. Oleh karena itu kita dapat melihat. Demikian pula dengan indria lainnya.
Setelah indria kontak dengan obyek, akan muncul perasaan. Jika melihat obyek yang indah, maka perasaan senang juga muncul. Perasaan terbagi menjadi perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan, dan netral.
Jika perasaan menyenangkan muncul, maka akan timbul keserakahan. Jika perasaan tidak menyenangkan muncul, akan timbul kebencian. Oleh karena itu, kita harus menyadari perasaan itu agar kita dapat mengendalikan diri kita.
“Selamat merayakan Sanghadana Masa Kathina. Berdana kepada Sangha adalah sarana untuk menimbun kebaikan. Yang berarti ikut mendukung perkembangan dan pelestarian Buddha Dhamma,” kata Bhikkhu yang bervassa di Vihara Jinaraja Sasana ini.
Pada puncak perayaan Sanghadana Masa Kathina, umat beragam usia dengan penuh rasa bakti. Bergiliran mempersembahkan empat kebutuhan pokok para Bhikkhu kepada Bhikkhu Sangha yang hadir.
Acara Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M diakhiri dengan penguncaran paritta keberkahan oleh Bhikkhu Sangha. (midhata)

