PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Seratus tujuh puluh lima umat Buddha Kota Makassar antusias mengikuti Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M yang berlangsung di lantai empat gedung baru Klenteng Kwan Kong (Rumah Ibadah Satya Dharma) Makassar pada Minggu (26/10/2025) lalu. Panitia pelaksana adalah Keluarga Buddhis Brahmavihara (KBBV) Makassar.
Kathina yang dikenal sebagai bulan berdana empat kebutuhan pokok para Bhikkhu (jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan), salah satu dari empat hari besar agama Buddha.
Ungkapan rasa terima kasih para umat atas bimbingan Dhamma para Bhikkhu. Dengan mempersembahkan dana Kathina kepada para Bhikkhu usai menyelesaikan masa vassa (berdiam diri di suatu tempat selama tiga bulan pada musim hujan untuk melatih diri).
Kathina menjadi kesempatan bagi umat Buddha untuk menabur benih di lahan yang subur pada saat yang tepat. Masa Kathinadana 2569 TB/2025 M mulai tanggal 08 Oktober s/d 05 November 2025.
Lima Bhikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia (STI) hadir dalam Sanghadana Masa Kathina ini. Yakni, YM. Bhikkhu Appamatto Mahathera, YM. Bhikkhu Siriratano Mahathera, YM. PiyadhiroThera (Padesanayaka Sulsel), YM. Bhikkhu Jayaseno, dan YM. Bhikkhu Attamedho.
Pembimas Buddha Sulsel, Sumarjo, S.Ag, MM tampak hadir di tengah umat yang memadati ruang pelaksanaan Sanghadana Kathina.
Khotbah Dhamma dibawakan Bhikkhu Appamatto yang mengisahkan pada saat Kathina, umat Buddha melakukan Sanghadana, yang berarti berdana kepada Sangha. Dana yang diberikan kepada siapapun bhikkhu yang hadir saat Sanghadana adalah sama. Ini berarti umat yang berdana, bukan memberikan dana kepada pribadi-pribadi Bhikkhu, melainkan kepada Sangha.
Dana adalah latihan kedermawanan untuk melepas dan merupakan hal dasar yang sudah seharusnya dipraktikkan oleh umat Buddha. Namun, kita hendaknya dapat pula berkembang untuk mempraktikkan latihan yang lebih tinggi. Yakni melatih kemoralan (sila) dan pengembangan batin (bhavana).
Lebih lanjut Bhikkhu kelahiran kota Makassar ini mengatakan, manusia memiliki enam Indria yang diibaratkan seperti satu pintu dan lima jendela. Yakni, mata, telinga, hidung, lidah, kulit dan pikiran. Keenam indria ini akan mengadakan kontak dengan obyek di luar diri kita. Kontak mata dengan bentuk / warna akan menimbulkan kesadaran mata. Oleh karena itu kita dapat melihat. Demikian pula dengan indria lainnya.
Setelah indria kontak dengan obyek, akan muncul perasaan. Jika melihat obyek yang indah, maka perasaan senang juga muncul. Perasaan terbagi menjadi perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan, dan netral.
Jika perasaan menyenangkan muncul, maka akan timbul keserakahan. Jika perasaan tidak menyenangkan muncul, akan timbul kebencian. Oleh karena itu, kita harus menyadari perasaan itu agar kita dapat mengendalikan diri kita.
"Selamat merayakan Sanghadana Masa Kathina. Berdana kepada Sangha adalah sarana untuk menimbun kebaikan. Yang berarti ikut mendukung perkembangan dan pelestarian Buddha Dhamma," kata Bhikkhu yang bervassa di Vihara Jinaraja Sasana ini.
Pada puncak perayaan Sanghadana Masa Kathina, umat beragam usia dengan penuh rasa bakti. Bergiliran mempersembahkan empat kebutuhan pokok para Bhikkhu kepada Bhikkhu Sangha yang hadir.
Acara Sanghadana Masa Kathina 2569 TB/2025 M diakhiri dengan penguncaran paritta keberkahan oleh Bhikkhu Sangha. (midhata)

