Sementara itu, narasumber Ainuddin, S.ST., M.Si menjelaskan bahwa inovasi daerah tidak selalu berarti menciptakan hal baru, melainkan juga memperbaiki dan menyempurnakan sistem kerja yang sudah ada agar lebih efisien dan tepat sasaran. ” Dalam Inovasi ada istilah ATM atau Amati Tiru dan Modifikasi ” kata Ainuddin. Ia mendorong setiap instansi untuk berani mengembangkan ide kreatif sesuai dengan kebutuhan lokal. “Inovasi adalah solusi, bukan beban. Kita ingin setiap sektor punya kontribusi nyata terhadap perubahan,” ujarnya.
Ainuddin juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah kecamatan, desa, dan lembaga pendidikan dalam memperkuat budaya inovatif di masyarakat. Sinergi lintas sektor dinilai menjadi kunci keberhasilan dalam melahirkan program-program inovasi yang berkelanjutan. Pemerintah daerah, katanya, siap memberikan pendampingan agar setiap inovasi dapat terdokumentasi dan dinilai melalui sistem Innovative Government Award (IGA).
Dengan mengusung semangat “Luwu Timur Maju dan Sejahtera”, kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Kecamatan Tomoni Timur untuk memperkuat jejaring inovasi lokal. Melalui sosialisasi ini, diharapkan muncul berbagai ide dan langkah konkret yang mampu mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan yang adaptif, kreatif, dan semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat.(#)

