Kalla dan Amran, Dua Tokoh Sulsel Berdiri di Tengah Kepungan Mafia

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Oleh Ismawan Amir (Graduate Istanbul Commerce University, Turkiye)

Di Sulawesi Selatan, dua nama besar kini berdiri tegak di tengah pusaran badai. Jusuf Kalla dan Andi Amran Sulaiman. Mereka datang dari tanah yang sama, namun medan perjuangannya berbeda.

Wakil Presiden RI ke 10-12, Jusuf Kalla, kini harus melawan mafia tanah yang mengancam atas sebuah lahan yang sah miliknya, sementara Amran tengah mengarungi pertempuran besar melawan mafia pangan yang telah merusak sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaju dengan visi besar yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, tetapi juga untuk memastikan bahwa Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras.

Pada tahun 2025 menjadi tahun dengan capaian produksi beras tertinggi dalam lima tahun terakhir, dengan angka produksi yang jauh lebih tinggi dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin dekat dengan swasembada pangan. Dengan capaian tersebut, Amran membuktikan bahwa tidak hanya produksi yang bisa ditingkatkan, tetapi juga sistem distribusi yang lebih efisien harus dibangun untuk memastikan hasil bumi sampai ke tangan para petani dengan harga yang adil.

Di baliknya, Amran berjuang melawan mafia pangan yang selama ini memanfaatkan celah-celah dalam sistem subsidi, mendistorsi rantai distribusi, dan mengeksploitasi jalur impor untuk meraih keuntungan pribadi.

Mafia pangan yang menggerogoti sektor ini, kata Amran, harus diberantas agar tidak merusak ketahanan pangan Indonesia. Amran, yang dikenal sebagai orang yang tak kenal kompromi dalam hal ketahanan pangan, tidak ragu untuk mengambil langkah tegas, mencabut izin distributor yang terbukti memainkan harga pupuk subsidi.

Di sisi lain, Jusuf Kalla, seorang tokoh senior yang juga mantan Wakil Presiden Indonesia, kini tengah berjuang melawan mafia tanah.

Baca juga :  Baliho Caleg PSI Ditutupi APK Caleg Nasdem, Panwaslu Biringkanaya Gerak Cepat Turun Tangan

Pada sebuah kasus sengketa tanah seluas 16,4 hektare di Makassar, Kalla menegaskan bahwa tanah tersebut adalah miliknya yang sah, yang dibeli langsung dari ahli waris Raja Gowa lebih dari 35 tahun lalu.

Namun, tanah yang sudah jelas sah milik Kalla kini diklaim oleh pihak lain, dalam proses yang ia sebut sebagai perampokan. Bahkan, Kalla tidak ragu menuding adanya permainan mafia tanah di balik kasus ini.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Pesta Ultah Anak H. Najmuddin Tuai Sorotan: Hadiah Mobil Mewah Rp25 Miliar Bikin Kagum

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Dunia maya mendadak heboh setelah beredar kabar tentang pesta ulang tahun mewah yang digelar oleh...

Wali Kota Makassar Tegaskan Komitmen Perangi Narkoba, Apresiasi Kinerja Polrestabes dan BNN

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Kota Makassar sebagai wilayah yang bersih dan aman...

Mentan Amran: Pejuang Pertanian adalah Pahlawan Masa Kini

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (AAS) mengapresiasi para pejuang di bidang pertanian, baik para petaninya,...

Jejak Pahlawan Jadi Inspirasi, Dandim 1408/Makassar Ajak Masyarakat Rawat Nilai Kepahlawanan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025, Letkol Inf Kav Ino Dwi Setyo Darmawan,...