Keluarga Korban Bantah Hubungan Keluarga dan Desak Polisi Tegakkan Keadilan dalam Kasus Penikaman di Tamalanrea

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Kasus penikaman yang menewaskan seorang sopir truk bernama MA (28) di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, terus menuai sorotan. Pihak keluarga korban membantah keterangan awal polisi yang menyebut pelaku dan korban memiliki hubungan keluarga, serta meminta aparat penegak hukum mengusut kasus ini secara objektif dan transparan.

Sebelumnya, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tamalanrea, Iptu Sangkala, menjelaskan bahwa peristiwa berdarah tersebut terjadi pada Senin (3/11/2025). Dalam keterangannya kepada wartawan, Sangkala menyebut pelaku RL (46) menikam korban yang disebutnya sebagai keponakan sendiri.
“Pelaku dan korban masih memiliki hubungan keluarga, yakni paman dan ponakan, serta tinggal bersebelahan rumah,” ujar Sangkala dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (9/11).

Namun, pernyataan itu langsung dibantah oleh Daeng Tallasa, ayah dari korban MA. Ia menegaskan bahwa antara pelaku dan korban tidak memiliki hubungan keluarga seperti yang diberitakan.
“Tidak benar mereka keluarga. Kami tinggal di lingkungan yang sama, tetapi tidak ada hubungan darah sama sekali,” tegasnya saat konferensi pers di salah satu warkop Jalan Tarakan, Makassar, Rabu (12/11/2025).

Peristiwa penikaman tersebut terjadi di Lingkungan Bangkala, Kelurahan Buntusu, Kecamatan Tamalanrea, tepatnya di area RT002/RW003. Menurut keterangan saksi, korban MA yang bekerja sebagai sopir truk pengangkut pasir sedang berada di lokasi kerja bersama pelaku RL yang bertugas mengisi muatan truk.

Usai memuat pasir, pelaku sempat berpamitan pulang untuk buang air besar. Namun, tidak lama kemudian, ia kembali ke lokasi sambil membawa sebilah badik. Saat melihat korban dalam posisi lengah, pelaku langsung menikamnya dari arah belakang hingga mengenai punggung, dada, dan wajah korban.

Korban sempat terkapar di lokasi kejadian selama hampir satu jam tanpa pertolongan medis, karena warga menunggu kehadiran aparat kepolisian. Namun, karena situasi genting dan pelaku sudah menyerahkan diri ke Polsek Tamalanrea untuk menghindari amukan massa, warga akhirnya memutuskan membawa korban ke RS Wahidin Sudirohusodo.

Baca juga :  DPR Sebut Mentan Amran Bisa Menjadi The Best of Agriculture Minister

“Korban tiba di rumah sakit sekitar pukul 11.00 WITA dan menjalani perawatan selama kurang lebih empat jam. Namun, nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia menjelang waktu Azhar,” tutur Daeng Tallasa dengan nada haru.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Tim Penilai Lomba Perpustakaan Desa Tinjau Perpustakaan Sumber Ilmu Margomulyo

PEDOMANRAKYAT, LUWU TIMUR - Perpustakaan Sumber Ilmu Desa Margomulyo, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur, menjadi salah satu...

Dalam Ajang “Indonesia Kita Awards 2025”, Pemprov Kaltara Terima Penghargaan “Empowerment of Local Products”

PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Dalam ajang spektakuler bertajuk "Indonesia Kita Awards 2025" yang digelar oleh Garuda TV, Pemerintah Provinsi...

Viral Dituding Bertindak Preman, Laskar Monta Bassi Buka Suara

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Sebuah video pembongkaran rumah di Jalan Daeng Tata 3, Kelurahan Parangtambung, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar,...

Kepala Rutan Watansoppeng Teken MoU Dengan BNN Kabupaten Bone

PEDOMANRAKYAT, SOPPENG - Kepala Rutan Kelas IIB Watansoppeng M Arfandy A,Md S.H M.H melakukan penandatangan Memorandum of Understanding...