Pada bagian lain, Dr. Sumbo menambahkan satu prinsip yang menggema: “Desain yang baik adalah desain yang tidak tampak sebagai desain. Story telling yang baik tidak tampak sebagai story telling.” Pernyataan ini mengingatkan pada gagasan tentang semiotika pada pertemuan #3 bulan lalu tentang kehadiran yang subtil—bahwa karya yang matang justru menunjukkan dirinya tanpa perlu menonjolkan proses penciptaannya.
Ruang virtual Sore Bercerita kembali mengambil peran sebagai ruang alternatif pengetahuan. Sebuah ruang yang tidak dibatasi tembok institusi akademik; justru menjadi perpanjangan dari gagasan bahwa pengetahuan adalah milik semua orang. Seperti halnya metafora dalam DKV yang menurut Dr. Sumbo “adalah bentuk paling penting dalam mengamati, memperhalus, dan menyederhanakan pesan,” kegiatan ini menjadi cara kolektif untuk terus mengasah kepekaan visual dan naratif.
Menutup pertemuan, Sakkir menyampaikan harapan agar pengajian seni ini bukan hanya menjadi sarana personal branding, tetapi juga knowledge branding—upaya merawat akal agar tidak terjebak pada imitasi atau akal karbitan. Sebuah penutup yang terasa seperti tanda yang yak memiliki titik: singkat, namun menegaskan arah perjalanan pemikiran.
Sore Bercerita #5 pun berakhir, meninggalkan jejak narasi yang tak hanya dibagikan, tetapi juga divisualisasikan dalam media dan nantinya bakal dirampungkan dalam format zine untuk disebarluaskan.
( Musakkir Basri )

