Jadi Pemimpin Pro Petani, Mentan Amran Dianugerahi Gelar Adat “To Anjarrekiyya Ri Kontutoje” di Selayar

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, KEPULAUAN SELAYAR – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menerima kehormatan besar. Dalam kunjungan kerjanya di Kokolohe Borong-Borong, Desa Mekar Indah, Kabupaten Kepulauan Selayar, sang nakhoda pertanian Indonesia ini dianugerahi gelar adat tertinggi dari masyarakat Selayar yakni “To Anjarrekiyya Ri Kontutoje” yang berarti Yang Sangat Teguh Dengan Kebenaran.

Gelar adat bukan sekadar simbol budaya. Bagi masyarakat Kepulauan Selayar, gelar ini adalah bentuk pengakuan sosial, simbol tanggung jawab, penanda kedudukan, dan penghormatan atas kepemimpinan serta jasa seseorang yang dinilai memiliki integritas, keteguhan, dan dedikasi luar biasa.

Ketua Forum Kerajaan dan Kelembagaan Adat, YM. Andi Abdurrahman Karaeng Mangasi mengatakan seluruh unsur adat Selayar sepakat gelar adat tertinggi tersebut pantas disematkan kepada Mentan Amran. Dengan penganugerahan itu, nama lengkapnya kini menjadi: Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P To Anjarrekiyya Ri Kontutoje.

“Gelar To Anjarrekiyya Ri Kontutoje memiliki makna mendalam, yakni ketegasan atas pilihan yang telah ditetapkan, keteguhan hati dalam menjalankan keputusan, keyakinan kuat terhadap tegaknya kebenaran, serta keselarasan antara kata dan perbuatan,”kata Abdurrahman yang memasang Songkok Recca sekaligus menyerahkan piagam adat kepada Mentan Amran di Kepulauan Selayar, Sabtu (15/11/2025).

Dalam musyawarah dan rapat adat sebelumnya, Dewan Adat Selayar menilai bahwa Mentan Amran telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang menempatkan kedaulatan pangan sebagai harga mati. Kebijakan-kebijakannya melahirkan lompatan besar produksi nasional, termasuk keberhasilan mendorong Indonesia mendekati kemandirian padi sebuah capaian yang diraih bukan dengan retorika, tetapi tindakan nyata dan terukur.

Selain itu, keberanian Mentan Amran menghadapi praktik-praktik curang yang merugikan petani telah membuktikan ketegasannya bahwa negara tidak boleh kalah dari mafia pangan. Sikap ini menjadikan posisi Menteri Pertanian bukan sekadar jabatan administratif, tetapi juga posisi moral yang menjaga kepentingan rakyat dari hulu hingga hilir. Keteguhan inilah yang menjadi ruh dari gelar adat yang dianugerahkan.

1
2TAMPILKAN SEMUA
Baca juga :  Harga Emas Pegadaian Hari Ini, 7 Januari 2025: Antam dan UBS di Stabil Tanpa Perubahan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Wujud Toleransi Terhadap Umat Manusia, Bamag LKKI Kota Makassar Gelar Baksos Pengobatan Gratis di TPA Antang

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Sebagai wujud toleransi terhadap sesama umat manusia, Bamag LKKI Kota Makassar bekerjasama dengan dokter-dokter Agape...

Wahdah Islamiyah Pada Mentan Amran: Ahlan wa Sahlan, Pejuang Kita

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Ketua Umum (Ketum) Wahdah Islamiyah KH Muhammad Zaitun Rasmin, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Menteri Pertanian...

Grand Opening NONA Kopi Berlangsung Meriah, Pengunjung Dihibur Penampilan The Mercy’s Band dan Zwar Band

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Satu lagi tempat ekslusif untuk bersantai sambil menikmati aneka minuman, cemilan dan makanan hadir di...

Punya Peran Strategis, KKSS Diminta Kawal Hilirisasi Pertanian dan Perkebunan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Salah satu poin utama yang mengemuka dalam sesi Sosialisasi Pertanian dan Perkebunan pada Mukernas KKSS...