Antusiasme terlihat sejak pagi. Sejumlah guru dan pengurus Bunda Pustaka turut mendaftar sebagai pendonor. Syahrina, S.Pd, M.Pd, misalnya, mengaku senang bisa kembali ikut untuk kedua kalinya di sekolahnya sendiri.
Meski begitu, tidak semua pendaftar dapat mendonorkan darah. Bunda Fahmi harus batal karena kondisi tubuhnya tidak fit akibat batuk dan flu. Sementara Bu Nada, yang telah enam kali menjadi pendonor, juga belum bisa berpartisipasi karena belum lewat dua bulan sejak donor terakhirnya pada 20 September 2025. Sesuai aturan, pendonor hanya boleh kembali mendonorkan darah setelah minimal dua bulan.
PMI Kota Makassar memberikan apresiasi kepada SD Negeri Borong dan Bunda Pustaka atas terselenggaranya kegiatan ini. Dari total peserta, berhasil terkumpul 25 kantong darah, sementara 11 orang lainnya belum memenuhi syarat kesehatan.
Pada poster kegiatan donor darah, Bunda Pustaka menyampaikan pesan penuh makna:
“Jika kamu seorang pendonor darah, kamu adalah pahlawan bagi seseorang yang membutuhkan pertolongan dan menerima anugerah hidup darimu. Donor darah adalah bukti kecil dari hati yang besar.”
Kegiatan ini tidak hanya menjadi momentum berbagi, tetapi juga bukti bahwa gerakan kemanusiaan dapat tumbuh dari lingkungan sekolah dan memberi dampak bagi masyarakat luas. ( ab )

