PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Perayaan HUT ke-49 Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) akan diisi dengan kegiatan nonton bareng (nobar) film BadiK. Acara ini dijadwalkan dihadiri Ketua Umum BPP KKSS Andi Amran Sulaiman, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pangan Nasional.
Pemutaran film BadiK yang mengusung tema Harga Diri, Cinta, dan Keluarga tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan akhir pekan Mukernas KKSS. Nobar tersebut akan digelar pada Minggu, 16 November, pukul 15.00 WITA di Studio 4 XXI Mal Ratu Indah, bertepatan dengan penayangan terakhir film tersebut.
“Rasa bangga dan terima kasih kami sampaikan karena momentum HUT KKSS ke-49 menjadikan BadiK tontonan inspiratif bagi peserta Mukernas dan panitia. Setelah rangkaian jalan santai, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga pasar murah di Lapangan Karebosi, kegiatan akan ditutup dengan nobar film BadiK. Film ini tidak hanya patut diapresiasi, tetapi juga menjadi kebanggaan nasional,” ujar Rara Kusmira, pemeran Amma sekaligus produser eksekutif PH Indora.
Rara menyebutkan, sejak tayang perdana pada 30 Oktober, BadiK mendapat respons positif dan banyak penonton menginginkan sekuel. “Saya berterima kasih kepada BPP KKSS yang mengapresiasi film Bugis Makassar. Selain BadiK 2, film berikutnya berjudul Anak Lorong juga siap diproduksi bersama Yayasan Demi Film Indonesia,” tuturnya.
BadiK mengangkat kisah anak muda yang menjunjung tradisi badik tidak semata sebagai senjata, tetapi sebagai simbol karakter Bugis Makassar yaitu kesetiaan, prestasi, dan tanggung jawab. Selain suguhan laga, nilai-nilai moral dalam film ini membuat banyak penonton berharap ada kelanjutan ceritanya. KKSS pun disebut sebagai salah satu pendukung utama produksi film-film Bugis Makassar.
Rara juga mengingatkan adanya talkshow di salah satu stasiun radio lokal yang salah satu sesinya mengangkat budaya Kota Makassar bersama Dede, salah satu pemain BadiK, pada Sabtu, 15 November 2025.
“Mariki terus mencintai film Bugis-Makassar dengan mempertahankan bahasa, memakai busana adat, menikmati kuliner khas, serta menjaga musik dan tariannya sebagai identitas diri,” tutup Rara. (Hdr)

