Dalam pertemuan itu, Dr. Andi Abubakar berbagi banyak hal mengenai dunia kearsipan—mulai dari pengelolaan memori sejarah daerah hingga naskah-naskah yang sudah masuk kategori Memory of the World. Ia juga menekankan pentingnya profesionalitas dalam tata kelola arsip, khususnya di Sulawesi Selatan, agar tidak ada sejarah yang terputus atau hilang.
Sebelum pertemuan berakhir, Dr. Andi Abubakar memberikan pesan yang terasa begitu dekat bagi para penulis.
“Kearsipan adalah memori kolektif yang harus kita pelihara bersama, terutama arsip-arsip penting dari Sulawesi Selatan.”
Bagi Bang Maman, kunjungan itu bukan hanya seremonial. Ia menyaksikan langsung bagaimana arsip dan cerita memiliki tempat yang sama pentingnya: menjaga ingatan manusia. Dan di antara tumpukan dokumen sejarah itu, Koordinat Rasa kini menjadi bagian kecil dari perjalanan panjang memori bangsa. ( ab )

