PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Di balik pintu kaca Lotus Ballroom lantai dua Hotel Four Points by Sheraton Makassar, suasana Sabtu pagi, 22 November 2025, terasa berbeda. Wangi melati dan alunan musik lembut menyambut setiap tamu yang datang, seolah memberi isyarat bahwa sebuah momen penting sedang dilukis hari itu—momen ketika Zulfiqar Nur Alamsyah dan Roida Halilah Falih Ichsan mengikat janji suci dalam prosesi akad nikah yang khidmat dan mengharukan.
Pagi itu, lantai ballroom dipenuhi langkah para undangan yang datang lebih awal dari waktu acara. Mereka bukan hanya ingin menyaksikan penyatuan dua insan, tapi juga dua keluarga besar yang memiliki jejak panjang dalam dinamika masyarakat Sulawesi Selatan.
Fiqar, putra pasangan H. Ilham Arief Sirajuddin dan Hj. Aliyah Mustika Ilham, duduk tenang dengan senyum yang sesekali tak mampu menutupi rasa haru. Sementara Falih, putri almarhum H. Ichsan Yasin Limpo dan Hj. Novita Madonza Amu, tampil anggun, didampingi keluarga besar yang menyimpan rindu pada sosok ayah yang telah tiada.
Kehangatan semakin terasa ketika Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Dr. (H.C.) H. Muhammad Jusuf Kalla, memasuki ruangan. Kehadirannya tak hanya menjadi kehormatan, tetapi juga simbol kedekatan kedua keluarga dengan tokoh nasional tersebut. JK duduk sebagai saksi pernikahan, menyimak setiap rangkaian akad dengan wajah teduh yang khas.
Di sekeliling ruangan, sejumlah tokoh nasional dan daerah turut memberi warna pada prosesi itu. Mulai dari Komjen Pol. Dr. H. Mohammad Fadil Imran, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi, Ketua DPRD Sulsel dr. Rahmatika Dewi, pengusaha Aksa Mahmud, hingga Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin.
Kehadiran mereka mencerminkan tidak hanya hubungan personal dengan keluarga mempelai, tetapi juga rasa hormat dan keterikatan emosional pada dua keluarga yang telah lama bersentuhan dengan dunia pelayanan publik dan pembangunan daerah.
Dan tibalah momen yang ditunggu. Dengan suara mantap, Fiqar mengucapkan ijab kabul. Di barisan tamu, beberapa mata mulai berkaca-kaca, sementara senyum lega mengembang dari sisi keluarga. Kalimat sakral itu seketika menghubungkan dua hati, dua keluarga, dan dua perjalanan hidup yang kini bertemu dalam satu ikatan suci.
Usai prosesi, suasana kembali mencair. Para tamu saling bersalaman, berfoto, dan berbincang hangat, menjadikan acara ini bukan hanya saksi lahirnya keluarga baru, tetapi juga ajang silaturahmi besar yang mempertemukan berbagai unsur masyarakat Sulawesi Selatan.
Di antara lampu ballroom yang temaram elegan dan senyum yang tak henti mengembang, Zulfiqar dan Roida memulai babak baru mereka—dilahirkan dari cinta, diiringi doa keluarga, dan disaksikan oleh tokoh-tokoh yang turut memberi warna dalam perjalanan hidup mereka.
Dan dari hari itu, sebuah kisah baru resmi ditulis. Sebuah kisah yang dimulai dengan haru, hangat, dan doa-doa baik yang memenuhi ruangan. ( Ardhy M Basir )

