PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Pengabdian Polri kepada masyarakat bukanlah sebatas kewajiban profesi. Jauh lebih dalam dari itu, ia adalah panggilan hati yang dijalankan dengan ketulusan dan cinta. Setiap hari dan setiap waktu, personel Polri berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat seperti menjaga keamanan, menolong yang membutuhkan, menyelesaikan permasalahan, hingga menjadi tempat berlindung ketika keadaan tidak lagi berpihak.
Namun perjalanan pengabdian itu tidak selalu berjalan mulus. Di lapangan, tidak jarang petugas menerima caci maki, hinaan, bahkan prasangka yang menyakitkan. Meski begitu, semua itu tidak pernah memadamkan semangat untuk melayani. Bagi Polri, pelayanan bukan tentang pujian, tetapi tentang ketulusan.
Walau langkah sering tak dianggap, Polri tetap hadir. Walau perjuangan kadang tak terlihat, Polri tetap bekerja. Dan walau dipandang sebelah mata, Polri tetap berdiri dengan senyuman.
Karena Polri percaya bahwa keamanan dan keselamatan masyarakat adalah amanah yang harus dijaga tanpa pamrih. Walaupun ada pihak-pihak yang mencoba memprovokasi dan memunculkan persepsi negatif, Polri tidak bergeser dari komitmennya untuk menjadi lebih dari sekadar penjaga keamanan. Polri ingin menjadi sahabat yang memahami, orang tua yang melindungi, penolong yang datang tanpa diminta, dan sandaran ketika masyarakat membutuhkan.
Sebab sebesar apa pun tantangannya, Polri akan selalu ada untuk rakyat, dari rakyat, dan bersama rakyat. Keamanan bukan hanya tugas negara, tetapi bentuk cinta terhadap kehidupan masyarakat.
Di balik seragam yang kokoh, ada hati yang juga bisa lelah, ada raga yang juga bisa sakit, dan ada keluarga yang menunggu di rumah. Namun tugas tetap dijalankan tanpa ragu. Saat orang lain beristirahat, banyak personel Polri berjaga. Saat sebagian masyarakat menikmati liburan, personel Polri masih bertugas untuk menjaga keamanan semua orang.

