Pemandangan paling mengharukan tersaji pada upacara pembukaan. Seluruh rangkaian acara dijalankan langsung oleh para peserta berkebutuhan khusus:
Pengibaran bendera Merah Putih dipandu dengan sempurna oleh Pramuka tuna grahita.
Pembacaan Pancasila oleh siswa tuna grahita.
Pembukaan UUD 1945 dibacakan oleh peserta tuna netra.
Dasa Dharma Pramuka disampaikan oleh peserta tuna rungu menggunakan bahasa isyarat.
Momen itu membuat banyak pendamping dan undangan tak kuasa menyembunyikan haru.
Salah satu Ketua Mabigus dari Luwu Timur, Awaluddin Tadda (SLB La Ketu), mengaku kagum dengan penampilan para peserta.
“Ini bukti bahwa mereka bisa mandiri dan berkreasi jika diberi ruang. Semua ini tidak lepas dari dedikasi pembina dan pendamping,” tuturnya.
Melangkah Bersama
Perkemahan ini dijadwalkan berlangsung hingga Jumat, 29 November 2025. Sebagai simbol dimulainya seluruh rangkaian kegiatan, pembina upacara menyematkan pin Pramuka kepada peserta, disusul penanaman tunas kelapa sebagai lambang pertumbuhan dan harapan.
Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus tahun ini tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga menjadi panggung inklusi—di mana setiap anak, tanpa kecuali, diberi kesempatan yang layak untuk tumbuh, belajar, dan bermakna. ( ab )

