PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Pada Kamis (27/11/2025) pagi, suasana Taman BPJS Ketenagakerjaan Wilayah CPI tampak berbeda. Senyum, antusiasme, dan semangat dari puluhan peserta didik berkebutuhan khusus menyambut dibukanya Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan 2025. Bagi mereka, kegiatan tiga hari ini bukan sekadar perkemahan—melainkan panggung untuk membuktikan bahwa keterbatasan bukan halangan untuk berkarya.
Kegiatan resmi dibuka oleh Kepala Bidang Pendidikan Khusus Disdik Sulsel, Sary Diana Muallim, mewakili Gubernur Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya, Sary membacakan pesan Gubernur Andi Sudirman Sulaiman yang menegaskan bahwa gerakan Pramuka hadir untuk semua anak bangsa, termasuk siswa disabilitas.
“Pramuka mengajarkan kemandirian, kedisiplinan, kepercayaan diri, dan keterampilan hidup. Semua ini menjadi bekal penting dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, perkemahan ini menjadi bukti nyata bahwa tidak ada batasan bagi anak berkebutuhan khusus dalam mengembangkan potensi diri.
“Di sini mereka menaklukkan tantangan dengan caranya sendiri. Mereka berani, kuat, dan penuh potensi.”
Gubernur melalui sambutan itu turut menyampaikan apresiasi kepada para pembina, pendamping, serta orang tua yang dengan penuh kesabaran mendampingi para siswa.
98 Mabigus Berkumpul
Ketua Panitia, Jamaluddin, S.Pd., M.Pd, menyampaikan bahwa perkemahan tahun ini diikuti 98 Mabigus dari seluruh Sulawesi Selatan. Ia menyebut, tujuan kegiatan ini tidak hanya memberi pengalaman kepramukaan, tetapi juga membangun karakter dan kecakapan hidup secara inklusif.
“Kami ingin anak-anak ini punya ruang yang sama untuk menunjukkan talenta mereka. Mereka punya kemampuan, mereka hanya butuh kesempatan,” katanya.
Melalui kegiatan di alam terbuka, para peserta diajak melatih kerja sama, keberanian, kemandirian, hingga kemampuan sosial.
Menggetarkan Hati
Pemandangan paling mengharukan tersaji pada upacara pembukaan. Seluruh rangkaian acara dijalankan langsung oleh para peserta berkebutuhan khusus:
Pengibaran bendera Merah Putih dipandu dengan sempurna oleh Pramuka tuna grahita.
Pembacaan Pancasila oleh siswa tuna grahita.
Pembukaan UUD 1945 dibacakan oleh peserta tuna netra.
Dasa Dharma Pramuka disampaikan oleh peserta tuna rungu menggunakan bahasa isyarat.
Momen itu membuat banyak pendamping dan undangan tak kuasa menyembunyikan haru.
Salah satu Ketua Mabigus dari Luwu Timur, Awaluddin Tadda (SLB La Ketu), mengaku kagum dengan penampilan para peserta.
“Ini bukti bahwa mereka bisa mandiri dan berkreasi jika diberi ruang. Semua ini tidak lepas dari dedikasi pembina dan pendamping,” tuturnya.
Melangkah Bersama
Perkemahan ini dijadwalkan berlangsung hingga Jumat, 29 November 2025. Sebagai simbol dimulainya seluruh rangkaian kegiatan, pembina upacara menyematkan pin Pramuka kepada peserta, disusul penanaman tunas kelapa sebagai lambang pertumbuhan dan harapan.
Perkemahan Pramuka Berkebutuhan Khusus tahun ini tidak hanya menjadi agenda tahunan, tetapi juga menjadi panggung inklusi—di mana setiap anak, tanpa kecuali, diberi kesempatan yang layak untuk tumbuh, belajar, dan bermakna. ( ab )

