PEDOMANRAKYAT, JAKARTA - Di Desa Kanreapia, sebuah desa di kaki Gunung Bawakaraeng yang dikelilingi kebun sayur dan udara dingin, sekelompok anak muda tumbuh dengan keyakinan sederhana: bahwa perubahan tidak harus besar, tapi harus dimulai. Dari keyakinan itu lahir Rumah Koran, komunitas literasi lingkungan yang pelan-pelan mengubah wajah desa.
Pada Kamis, 27 November 2025, langkah kecil itu sampai pada sebuah titik bersejarah. Rumah Koran menerima Indonesia Baik Awards 2025, sebuah apresiasi dari KBR Media bagi individu, komunitas, dan organisasi yang bekerja menjaga Indonesia melalui aksi nyata. Mereka berdiri di panggung Hotel Morrissey, Jakarta—jauh dari ladang dan embung tempat mereka biasa berkegiatan—membawa cerita dari desa ke ruang nasional.
Aksi-aksi Sunyi yang Menghidupkan Desa
Gerakan Rumah Koran bermula dari ruang kecil tempat anak-anak belajar membaca. Namun dari ruang kecil itu, gerakan ini merambat ke ladang, ke mata air, ke kebun-kebun yang selama ini menjadi nadi kehidupan petani.
Mereka:
mengajarkan literasi di tengah kebun,
berbagi alat dan ilmu pertanian,
menghidupkan kampanye menjaga mata air,
membangun embung pertanian saat kemarau,
hingga berbagi sayur ke 100 panti asuhan di Sulawesi Selatan.
Semua dilakukan tanpa banyak sorotan, hanya berbekal ketulusan dan kesadaran bahwa menjaga alam berarti menjaga masa depan desa. Hasilnya mulai terlihat: Kanreapia kini dikenal sebagai Kampung Sayur, Kampung Berseri Astra, dan Kampung Iklim Lestari. Desa kecil itu berubah menjadi contoh bahwa gerakan lokal bisa berdampak nasional.
“Ini Penghargaan untuk Semua Warga Desa”
Jamaluddin Dg Abu, pendiri Rumah Koran, menyebut penghargaan ini sebagai hadiah bagi seluruh masyarakat Kanreapia.
“Penghargaan ini penyemangat bagi kami untuk terus bergerak. Tapi ini bukan tentang kami saja—ini milik warga desa yang selalu mendukung setiap langkah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Jamaluddin tahu, tanpa kebersamaan, Rumah Koran tidak akan bertahan. Dukungan masyarakat, relawan, Satbrimob Polda Sulsel, PT Astra International Tbk, dan pemerintah kecamatan telah menjadi pilar yang membuat gerakan ini terus hidup.
Bangga Mewakili Kampung
Salah satu relawan, Akmal, hadir mewakili Rumah Koran di Jakarta. Ia tampak gugup tapi bangga saat naik ke panggung menerima penghargaan.
“Saya tidak pernah membayangkan komunitas kecil seperti kami bisa berada di sini,” ujarnya lirih.
Baginya, Rumah Koran adalah tempat belajar tentang ketekunan. Ia percaya bahwa yang sederhana pun bisa berdampak jika dilakukan dengan hati.
“Kami menjaga alam bukan hanya untuk hari ini. Pertanian adalah warisan untuk generasi yang akan datang. Penghargaan ini membuat kami semakin yakin bahwa langkah-langkah kecil dari kampung bisa merawat Indonesia,” tutupnya. ( ab )

