PEDOMANRAKYAT, LUWU UTARA – Potret kemiskinan kembali mencuat di Kabupaten Luwu Utara, warga Manda dan Lukas Tappe, warga Dusun To Woddi Desa Mari-Mari Kecamatan Sabbang Selatan, mengaku tidak pernah sekalipun menerima bantuan pemerintah meski hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan.
Kedua warga itu tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata layak. Atap sagu yang mulai lapuk menjadi satu-satunya pelindung dari hujan, sementara dinding rumah tampak rapuh dan kumuh.
Setiap musim penghujan, air selalu merembes masuk. Namun hingga kini, nama keduanya tak pernah tercantum dalam daftar penerima bantuan apa pun.
“Selama bertahun-tahun, pemerintah pusat hingga daerah terus menggencarkan berbagai program pengentasan kemiskinan, mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai, Bantuan Non-Tunai, hingga Rumah Tidak Layak Huni (RTLH),” sebut Kepala Dusun To Woddi, Ardianto pada media ini, Senin (1/12/2025).
Namun, bagi Manda (54) dan Lukas Tappe (56), semua program itu seolah hanya slogan tanpa sentuhan nyata.
“Tidak pernah ada bantuan masuk, Pak. Nama saya tidak pernah terdata,” ungkap Manda saat ditemui awak media di rumahnya,Senin (1/12/2025).
Ironisnya, di sekitar lingkungan mereka justru terdapat warga yang memiliki kondisi ekonomi lebih baik namun tercatat sebagai penerima PKH dan bantuan sosial lainnya.
Fenomena ini kembali menegaskan persoalan klasik: penyaluran bantuan tidak tepat sasaran akibat pendataan yang tidak akurat dan minim verifikasi lapangan.

