Akibat hidup tanpa dukungan pemerintah, Manda dan Lukas menjalani hari demi hari dengan kondisi serba terbatas.
Untuk bertahan hidup, mereka hanya mampu makan nasi dengan lombok sebagai lauk seadanya. Pola makan itu sudah menjadi kebiasaan, bukan pilihan. “Apa boleh buat, cuma itu yang ada,” kata Lukas lirih.
Ketika wartawan menyambangi kediaman mereka, suasana rumah tampak sunyi. Hanya Manda yang berada di rumah karena Lukas sedang mencari kayu bakar untuk memasak.
Tidak ada perabotan layak, tidak ada fasilitas memadai, dan tidak ada tanda-tanda bahwa rumah itu pernah disentuh bantuan pemerintah.
Kisah Manda dan Lukas menjadi cermin bahwa, upaya pengentasan kemiskinan belum sepenuhnya menyentuh kelompok yang benar-benar membutuhkan.
Pemerintah desa hingga kabupaten diharapkan melakukan pendataan ulang secara terbuka agar tidak lagi terjadi warga miskin yang terlewat dari skema bantuan.
Sementara itu, warga sekitar berharap kisah ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah. “Kasihan itu keluarga. Hidupnya paling susah di sini, tapi tidak pernah dapat bantuan,” ujar salah satu warga.
Kondisi Manda dan Lukas kini menjadi sorotan publik, menandai kembali pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pendataan penerima bantuan di Luwu Utara. (Yustus)

