“Saya menyambut baik bergabungnya tenaga buruh pelabuhan ke dalam KPBI. Ini adalah keputusan besar untuk memperkuat perjuangan kolektif. Buruh tidak bisa berjuang sendiri-sendiri. Serikat seperti KPBI memberi ruang demokratis dan perlindungan nyata bagi pekerja,” kata Usman.
Usman juga menyinggung kondisi buruh di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, yang belakangan ini banyak diwarnai konflik internal dan kebijakan yang tumpang tindih.
“Apa yang terjadi di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar harus menjadi pelajaran. Ada persoalan-persoalan internal, ketidaktertiban struktur, hingga kebijakan yang sering berubah. Buruh butuh organisasi yang mampu mengawal, mengadvokasi, dan memastikan tidak ada pihak yang dirugikan,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa bergabungnya buruh bagasi dengan KPBI merupakan langkah strategis untuk menghadapi situasi tersebut dengan lebih kuat dan terorganisir.
Melalui Konferensi I ini, KPBI Makassar berharap terbentuknya kepengurusan yang solid, mampu meningkatkan kemampuan advokasi, memperkuat solidaritas, serta menjadi mitra kritis dalam pengawasan kebijakan pelabuhan.
“KPBI Makassar menyerukan kepada seluruh kawan-kawan buruh pelabuhan, jangan pernah ragu dengan perjuangan kita. Kita kuat karena kita bersatu. Tidak ada kekuatan yang lebih besar dari solidaritas buruh. Selama kita berdiri bersama, tidak ada yang bisa melemahkan langkah kita. Teruslah menjaga kekompakan, semangat, dan keberanian. Pelabuhan ini tidak berdiri sendiri tanpa kerja keras kalian dan organisasi ini akan selalu berdiri untuk kalian,” ujar Hendrik. (*)

