PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Di antara hiruk pikuk usaha kecil yang setiap hari berjibaku dengan waktu dan modal, ada ruang sunyi yang tak pernah absen: ruang untuk berbagi. Ruang itulah yang dipilih UMKM Anak Modul IKB PPSP IKIP Makassar, ketika kabar duka datang dari Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Bencana memang tak pernah memilih waktu. Ia datang tiba-tiba, menyisakan kepedihan, kehilangan, dan ribuan kebutuhan yang mendesak. Di Makassar, jarak tak menjadi alasan untuk diam. Dari tangan-tangan pelaku UMKM inilah empati bergerak cepat.
“Alhamdulillah, amanah sudah kami sampaikan kepada petugas khusus yang menangani bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar,” ujar Yuliani ( angkatan 82 ) ketua UMKM Anak Modul dengan nada lega.
Tak sedikit, bantuan yang terkumpul mencapai 15 koli, masing-masing berbobot antara 10 hingga 15 kilogram. Isinya bukan sekadar barang, melainkan harapan-harapan yang dikemas rapi: selimut dewasa dan bayi yang seluruhnya baru, pakaian salat pria, mukena, busana muslim dan jilbab, hingga pakaian anak-anak. Semua dalam kondisi baru dan layak, dipilih dengan penuh kepedulian seolah hendak memastikan para penyintas merasakan hangat, bukan hanya di tubuh, tetapi juga di hati.
Di balik setiap koli itu, ada kisah usaha kecil, ada jerih payah dagang, ada tangan-tangan yang menyisihkan hasilnya dengan tulus. Mereka tidak menunggu kaya untuk berbagi. Ketika kabar bencana datang, yang bergerak bukan kalkulasi untung atau rugi, melainkan nurani.

