Untuk itu, penyelesaian atap menjadi fokus utama agar pekerjaan interior maupun bagian lain tidak terhambat ketika hujan mulai sering turun.
Ia menyebut bahwa, penyelesaian tepat waktu wajib dipenuhi, apalagi proyek ini dijalankan melalui mekanisme swakelola.
“Ini karena swakelola kan, kita harus wajibkan mereka selesai tepat waktu. Harus dikejar,” tegasnya.
Selain soal teknis bangunan, Bupati juga menyoroti pentingnya komunikasi intensif antara komite sekolah, pihak pengawas proyek, dan dinas terkait.
Koordinasi yang baik diyakini mampu mengatasi berbagai kendala lapangan yang muncul secara tiba-tiba. Ia meminta agar setiap hambatan kecil maupun besar segera dilaporkan untuk dicarikan solusi secepat mungkin.
Upaya monitoring langsung ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memastikan seluruh program peningkatan fasilitas pendidikan memberi dampak nyata.
Revitalisasi ini diharapkan dapat memacu kualitas pembelajaran dan menghadirkan ruang kelas yang aman, nyaman, dan layak bagi para pelajar di Bumi Lamaranginang.
Dengan percepatan ini, Pemkab Lutra menargetkan seluruh pengerjaan dapat rampung sebelum hujan intens mengguyur wilayah tersebut, sehingga sekolah-sekolah dapat kembali difungsikan secara optimal tanpa mengganggu proses belajar mengajar.
Jika percepatan ini berjalan sesuai rencana, revitalisasi 20 sekolah tersebut akan menjadi tonggak baru dalam pembangunan pendidikan di Luwu Utara. (Yustus)

