PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Gerimis tipis baru saja reda ketika suara langkah Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memasuki lorong-lorong sempit di Jalan Titang, Kelurahan Barana, Selasa (9/12/2025). Di depan rumah-rumah berdinding kayu dan tembok yang mulai pudar, beberapa warga menunggu dengan harap-harap cemas—bukan soal kunjungan pejabat, melainkan sebuah pertanyaan sederhana: “Apakah hari ini air benar-benar mengalir?”
Sudah bertahun-tahun warga di kawasan Veteran Utara itu hidup dalam paradoks. Tinggal di tengah kota, tetapi jauh dari akses air bersih. Setiap bulan mereka membayar biaya beban PDAM, namun keran-keran di rumah tetap kelu. Beberapa bahkan sudah menyerah—meminta meteran diputus karena tak sanggup lagi membayar sesuatu yang tak pernah mereka nikmati.
Hari itu, kehadiran Munafri—yang akrab disapa Appi—menghadirkan suasana berbeda. Ia tidak hanya meninjau pemasangan sambungan air bersih, tapi juga duduk berdialog, mendengarkan satu per satu keluhan warga yang selama ini terabaikan.
“Inilah bentuk nyata program yang kami janjikan,” ujar Appi. “Untuk Veteran Utara, khususnya Titang, penyelidikan pipa mencapai 600–700 meter. Sekarang kita buat koneksi baru sampai masuk ke pemukiman yang dulu tidak terjangkau.”
Beberapa warga mengangguk pelan—masih tak percaya.
Di salah satu rumah, seorang ibu menunjukkan kerannya yang kembali hidup setelah bertahun-tahun dibiarkan sekadar menjadi pajangan.
“Dulu mauka putuskan meteran, Pak, karena tetap bayar tapi tidak pernah mengalir,” tuturnya.
Appi menimpali, “Sekarang kita aktifkan kembali tanpa biaya, tidak satu rupiah pun.”
Program sambungan gratis ini memang menyasar warga kurang mampu yang selama ini paling terdampak. Bagi mereka, air bukan sekadar fasilitas; itu adalah martabat, kesehatan, dan kesempatan hidup yang lebih baik.
Appi meminta warga mengecek aliran air sehari-hari untuk memastikan distribusi lancar. “Silakan dicek. Pastikan sudah mengalir, supaya kita semua bisa menikmati air layak seperti warga lainnya.”

