PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Di tengah derasnya arus modernisasi dan kemajuan teknologi, mempertahankan nilai-nilai spiritual menjadi tantangan tersendiri bagi generasi milenial. Namun, Gema Olimpiade Al-Qur’an yang akan digelar di Mall Panakkukang, Makassar, Sabtu–Ahad (13–14 Desember), hadir sebagai oase spiritual yang menegaskan bahwa kemajuan dan religiusitas dapat berjalan beriringan.
Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, HM Ashar Tamanggong, mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan bernuansa keagamaan di ruang publik modern. Menurutnya, inisiatif tersebut menunjukkan bahwa pusat perbelanjaan tidak hanya menjadi ruang transaksi ekonomi, tetapi juga dapat bertransformasi menjadi pusat pembinaan moral dan spiritual masyarakat.
“Sebagai lembaga yang mengelola zakat, infak, dan sedekah, kami tentu merasa bangga. Olimpiade ini mendorong generasi muda untuk tidak hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi juga memahami makna dan mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya,” ujarnya saat ditemui di Kantor BAZNAS Kota Makassar, Rabu (10/12/2025).
Ashar Tamanggong menilai, kegiatan yang dijadwalkan dibuka oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, tersebut berpotensi menjadi katalisator kebersamaan dan solidaritas generasi milenial, sekaligus memperkuat identitas keislaman mereka di era global.
Tokoh yang akrab disapa ATM, doktor Manajemen Pendidikan Islam lulusan Universitas Muslim Indonesia (UMI), menegaskan bahwa Gema Olimpiade Al-Qur’an tidak sekadar kompetisi, tetapi juga ruang edukatif untuk memperluas wawasan generasi muda mengenai kekayaan budaya dan peradaban Islam. Termasuk di dalamnya, pemahaman tentang nilai-nilai sosial seperti zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebagai instrumen keadilan dan kepedulian sosial.
Lebih lanjut, ATM mengemukakan bahwa Olimpiade Al-Qur’an membuka ruang refleksi mendalam tentang bagaimana ajaran Al-Qur’an dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan global, seperti ketimpangan sosial, keadilan, dan isu lingkungan.

