PEDOMANRAKYAT, MAROS – Di antara hiruk-pikuk pembangunan dan padatnya denyut Kota Makassar, ada satu kebutuhan yang kerap luput dari perbincangan publik: ruang sunyi bagi peristirahatan terakhir warganya. Itulah yang membawa Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin—yang akrab disapa Appy—menyusuri wilayah Kabupaten Maros, menatap hamparan lahan yang kelak disiapkan sebagai tempat pemakaman umum (TPU) baru bagi warga Makassar.
Kedatangan Appy ke Maros bukan sekadar kunjungan seremonial. Ia disambut langsung oleh Bupati Maros Andi Syafril Chaidir Syam bersama H. Muhlis, dalam suasana dialog yang cair namun sarat makna. Di lahan yang masih sunyi itu, Appy seolah membaca masa depan kota: sebuah ikhtiar agar Makassar tetap mampu memuliakan warganya, bahkan setelah hayat berakhir.
Makassar hari ini tengah menghadapi krisis ruang pemakaman. Tujuh TPU utama yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Makassar—Beroanging, Maccini, Paropo, Sudiang, Dadi, Pannara, dan Panaikang—pada 2022 tercatat telah penuh atau hampir penuh. Beberapa bahkan terpaksa menerapkan sistem tumpuk, sebuah pilihan yang lahir dari keterpaksaan.
TPU Beroanging, Maccini, dan Paropo telah lama dinyatakan penuh. Sudiang, yang sempat menjadi tumpuan harapan, tinggal menyisakan sedikit lahan galian baru dan diperkirakan hanya cukup dalam hitungan waktu singkat. Sementara TPU Dadi, Pannara, dan Panaikang telah lebih dulu menerapkan pemakaman bertumpuk. Kondisi ini menjadi penanda betapa mendesaknya solusi jangka panjang.

