PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Di atas hamparan air yang tenang di Kampung Pattallassang, sebuah sekolah berdiri—atau lebih tepatnya, mengapung. Bangunannya sederhana, nyaris sunyi dari kemewahan, namun di sanalah harapan 39 anak bertaut setiap pagi. Itulah UPT SDN 61 Terapung Pattallassang, sekolah dasar yang sejak 19 April 2019 menjadi pelita pendidikan di Kelurahan Bontokio, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep.
Setiap hari, anak-anak datang dengan mata berbinar. Mereka menapaki papan-papan kayu yang telah lama bersahabat dengan air, menuju ruang kelas yang menjadi jendela mereka mengenal dunia. Tak ada halaman luas untuk berlari, tak selalu ada fasilitas belajar yang memadai. Namun semangat belajar tak pernah surut—seperti sekolah ini yang tak pernah benar-benar tenggelam meski dikepung keterbatasan.
Di balik keberlangsungan sekolah ini, ada sosok Kepala Satuan Pendidikan, Murni, S.Pd, seorang ASN yang memikul tanggung jawab besar dengan sumber daya yang sangat terbatas. Bersamanya, hanya ada 1 guru P3K, 5 guru honorer, 1 guru sukarela, serta 1 bujang sekolah yang setia menjaga dan merawat bangunan sederhana ini. Mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga orang tua, penjaga mimpi, sekaligus penopang harapan anak-anak pesisir.
Jumlah siswanya hanya 39 orang. Angka yang mungkin kecil bagi sebagian orang, tetapi bagi sekolah ini, setiap anak adalah dunia. Setiap buku tulis yang terisi, setiap huruf yang berhasil dibaca, adalah kemenangan kecil yang dirayakan dengan hati besar.
Namun, keterbatasan tak bisa dipungkiri. Sarana belajar yang minim, kebutuhan perawatan bangunan terapung, hingga perlengkapan sekolah yang sering kali jauh dari kata cukup, menjadi tantangan harian. Di sinilah uluran tangan kita dibutuhkan. Bukan sekadar bantuan materi, tetapi juga kepedulian bahwa di sudut Pangkep, ada anak-anak yang berjuang meraih masa depan dari atas permukaan air.
Membantu SDN 61 Terapung Pattallassang berarti ikut menjaga agar mimpi-mimpi kecil itu tidak karam. Donasi Anda bisa menjelma buku baru di tangan siswa, fasilitas belajar yang lebih layak, atau rasa aman bagi guru-guru yang setia mengabdi.
Sekolah ini mungkin terapung, tetapi harapannya harus tetap kokoh. Dan harapan itu, hari ini, menunggu sentuhan hati kita semua. ( Ardhy M Basir )

