Selain itu, seluruh karyawan internal telah dilibatkan dalam proses pengenalan dan simulasi penggunaan QRIS. Elber menegaskan bahwa implementasi tahap awal akan dilakukan di tiga pintu utama terminal dan selanjutnya menjadi standar nasional layanan transaksi di lingkungan Terminal Makassar.
Penerapan QRIS ini merupakan hasil kolaborasi strategis dengan Bank Indonesia dan Bank Sulselbar, sebagai bagian dari dukungan terhadap Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) serta upaya memperkuat sistem penerimaan pendapatan daerah secara digital dan terintegrasi.
“Digitalisasi ini tidak hanya memberikan kemudahan bagi pengguna jasa terminal, tetapi juga meningkatkan efisiensi, keamanan, dan akurasi dalam pengelolaan keuangan,” ujar Elber. Ia optimistis sistem ini mampu meminimalkan kebocoran pendapatan sekaligus meningkatkan kepercayaan publik.
Dengan terobosan tersebut, Terminal Makassar menegaskan posisinya sebagai pelopor penerapan pembayaran digital secara menyeluruh di sektor transportasi publik kawasan timur Indonesia. Adapun tarif yang diberlakukan melalui sistem QRIS meliputi Bus AKAP sebesar Rp20.000, Bus AKDP Rp15.000, dan penumpang Rp3.000, sebagai bagian dari layanan transportasi yang tertib, modern, dan berorientasi masa depan. (*Rz)

