Bagi Aliyah Mustika Ilham, kunjungan ini adalah wujud kehadiran negara dan pemerintah—bahkan setelah masa jabatan—dalam merawat harmoni sosial. “Natal mengajarkan kita untuk menghadirkan kasih dalam tindakan nyata,” ujarnya lirih, seraya menegaskan pentingnya saling mendoakan demi Makassar yang rukun dan Indonesia yang kuat dalam keberagaman.
Di penghujung kunjungan, doa-doa dipanjatkan bersama. Ada harap yang disematkan agar kota ini selalu dijaga Tuhan dari perpecahan, diberkahi dengan pemimpin yang adil, serta masyarakat yang saling mengasihi. Natal pun menjelma bukan sekadar perayaan, melainkan ruang perjumpaan iman dan kemanusiaan.
Dalam sunyi doa dan hangat persaudaraan itu, Makassar kembali belajar: bahwa damai tak hanya diucapkan, tetapi dihadirkan—dengan langkah, sapaan, dan hati yang terbuka. ( Ardhy M Basir )

