Merajut Damai di Hari Kelahiran Kasih: IAS dan Aliyah Mustika Ilham Menyapa Gereja-Gereja Makassar di Natal 2025

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Malam Natal 2025 di Makassar tak hanya dipenuhi cahaya lilin dan kidung pujian, tetapi juga kehadiran silaturahmi lintas iman yang meneduhkan. Mantan Wali Kota Makassar dua periode, Ilham Arif Sirajuddin (IAS), bersama Wakil Wali Kota Makassar Aliyah Mustika Ilham, menyusuri sejumlah gereja, termasuk Gereja Katedral Makassar, untuk menyampaikan ucapan selamat Natal sekaligus doa persaudaraan.

Langkah mereka sederhana, namun sarat makna. Di tengah jemaat yang khusyuk merayakan kelahiran Yesus Kristus—Sang Pembawa Damai—IAS dan Aliyah hadir bukan sebagai tokoh politik semata, melainkan sebagai sesama anak bangsa yang percaya bahwa kasih adalah bahasa universal. Senyum, jabat tangan, dan sapaan hangat menjadi simbol bahwa perbedaan iman tak pernah menjadi penghalang untuk saling menghormati.

Di Katedral Makassar, suasana terasa haru dan sakral. Denting lonceng, doa-doa yang terlantun, serta aroma lilin seakan menguatkan pesan Natal: tentang cinta kasih, pengorbanan, dan harapan. IAS tampak khidmat, menyampaikan harapannya agar Natal tahun ini menjadi momentum mempererat persaudaraan dan meneguhkan komitmen menjaga Makassar sebagai rumah bersama yang damai dan berkeadaban.

Bagi Aliyah Mustika Ilham, kunjungan ini adalah wujud kehadiran negara dan pemerintah—bahkan setelah masa jabatan—dalam merawat harmoni sosial. “Natal mengajarkan kita untuk menghadirkan kasih dalam tindakan nyata,” ujarnya lirih, seraya menegaskan pentingnya saling mendoakan demi Makassar yang rukun dan Indonesia yang kuat dalam keberagaman.

Di penghujung kunjungan, doa-doa dipanjatkan bersama. Ada harap yang disematkan agar kota ini selalu dijaga Tuhan dari perpecahan, diberkahi dengan pemimpin yang adil, serta masyarakat yang saling mengasihi. Natal pun menjelma bukan sekadar perayaan, melainkan ruang perjumpaan iman dan kemanusiaan.

Dalam sunyi doa dan hangat persaudaraan itu, Makassar kembali belajar: bahwa damai tak hanya diucapkan, tetapi dihadirkan—dengan langkah, sapaan, dan hati yang terbuka. ( Ardhy M Basir )

Baca juga :  Luwu yang Bergetar, Ketika Peledak Bicara, Siapa yang Mendengar ?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Kakanwil Kemenag Sulsel Hadiri Open House Natal 2025, Apresiasi Peran Keuskupan Agung Makassar Jaga Kerukunan

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Dr. H. Ali Yafid, menegaskan pentingnya merawat...

Saat Laut Menjadi Doa: Kisah Hati dari Aceh 26 Desember

PEDOMANRAKYAT, ACEH - Aceh, 26 Desember 2004 — pagi itu seharusnya menjadi waktu kebahagiaan keluarga. Matahari baru saja...

Kapolda Sulsel Tegaskan Panggilan Kemanusiaan Saat Lepas Brimob ke Aceh

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, S.H., M.H., menegaskan keberangkatan personel Satbrimob Polda...

Hari Natal 2025: Bupati Soppeng Bersama Forkopimda Sambangi Sejumlah Gereja 

PEDOMANRAKYAT, SOPPENG - Dalam suasana perayaan Hari Raya Natal Kamis 25 Desember 2025, Bupati Soppeng H Suwardi Haseng...