PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR - Lorong Daeng Jakking, Kelurahan Parang Tambung, Jumat siang itu terasa berbeda. Di sebuah ruang sederhana milik Pusat Pengembangan Potensi Masyarakat Komunitas Anak Pelangi (K-Apel), tawa, tepuk tangan, dan wajah-wajah penuh semangat para ibu saling bersahutan. Mereka berkumpul bukan sekadar untuk belajar, tetapi untuk menemukan kembali kepercayaan diri yang selama ini tersembunyi di balik rutinitas rumah tangga.
Suasana itu hadir berkat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilaksanakan oleh dosen Universitas Cokroaminoto Palopo, Tsamatul’Aeni, S.S., M.Hum., pada Jumat, 26 Desember 2025. Mengangkat tema “Ibu Hebat Berkarya dalam Membangun Kepercayaan Diri dan Kreativitas”, kegiatan ini diikuti para ibu anggota K-Apel dengan antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Tema tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Bagi Tsamatul’Aeni, para ibu di lorong-lorong kota menyimpan potensi besar, baik sebagai penggerak ekonomi keluarga maupun sebagai agen perubahan di lingkungannya. Namun, potensi itu kerap terhalang oleh rasa kurang percaya diri dan minimnya akses penguatan kapasitas diri.
Founder Komunitas Anak Pelangi, Rahman Rumaday, menyambut hangat kegiatan ini. Ia mengapresiasi kehadiran Tsamatul’Aeni yang rela datang langsung dari Palopo ke Makassar demi berbagi ilmu dan pengalaman.
“Kami sangat bersyukur dan bangga. Kehadiran ibu Tsamatul’Aeni menjadi suntikan semangat baru bagi ibu-ibu K-Apel. Kegiatan seperti ini memang sangat dibutuhkan,” ungkap Rahman.
Dalam pemaparannya, Tsamatul’Aeni menekankan pentingnya manajemen keuangan dalam mengelola usaha, sekecil apa pun yang dijalankan. Ia mengajak para ibu untuk membiasakan diri mencatat pemasukan dan pengeluaran agar usaha rumahan yang dirintis dapat tumbuh secara berkelanjutan.
Tak hanya itu, ia juga mengupas pentingnya kepercayaan diri dan kemampuan public speaking. Mulai dari cara mempromosikan produk, berbicara di depan umum, menjadi MC, hingga menyampaikan sambutan dengan baik dan meyakinkan. Menurutnya, kemampuan komunikasi adalah modal penting bagi ibu-ibu untuk memperluas jaringan dan meningkatkan nilai usaha.
Kegiatan ini ditutup dengan simulasi public speaking. Satu per satu ibu-ibu K-Apel memberanikan diri tampil ke depan, mempraktikkan materi yang baru saja mereka pelajari. Ruangan sederhana itu pun berubah menjadi panggung kecil penuh keberanian, tawa, dan harapan.
Dari Lorong Daeng Jakking, para ibu pulang membawa lebih dari sekadar catatan materi. Mereka membawa keyakinan baru: bahwa mereka mampu, berharga, dan layak berkarya. ( Ardhy M Basir )

