“Ini akan menjadi ruang belajar yang sangat baik bagi siswa untuk peka terhadap realitas sosial di sekitarnya,” tutur penulis buku Maharku Pedang dan Kain Kafan itu.
Ia juga berharap Dafi School dapat menjadi rujukan sekolah berbasis riset di Sulawesi Selatan. Menurutnya, jika kolaborasi dengan BRIN, ICMI, K-Apel, dan pemerintah daerah terjalin secara konsisten, maka Dafi School benar-benar berada di jalur menuju Sekolah Wisata Riset.
“Apalagi jika hasil lomba KTI ini dibukukan dan menjadi legacy bagi para peserta, tentu akan sangat bermanfaat dan bisa menjadi acuan bagi sekolah-sekolah lain di Sulsel,” pungkasnya.
Ketua Panitia Dafi Fest dan Expo Riset 2026, Alwi, menjelaskan bahwa kegiatan expo nantinya tidak hanya menampilkan hasil riset siswa Dafi School, tetapi juga membuka lomba Karya Tulis Ilmiah berbasis riset bagi siswa SMA dan sederajat.
Selain itu, akan digelar pula Lomba Robotik dengan kuota terbatas sebanyak 10 peserta, sebagai sarana edukasi tentang pentingnya penguasaan teknologi masa depan.
Menambahkan hal tersebut, Mabrur menyampaikan bahwa Dafi Fest dan Expo Riset 2026 akan mengusung tema besar sosial, dengan 10 subtema yang dapat dipilih oleh peserta lomba KTI. Ia berharap komunikasi intens dengan K-Apel dapat terus terjalin, terutama dalam penentuan subtema serta rekomendasi lokasi riset di Kota Makassar.
Sebagai catatan, Dafi School sebelumnya telah sukses menggelar Dafi Fest dan Expo Riset 2025 pada 17–20 Februari 2025 di lingkungan sekolah. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh peserta didik dari lima jenjang pendidikan, mulai dari KB, TK, SD, SMP, hingga SMA.
Pada Expo Riset 2025, tercatat sekitar 573 judul penelitian dipamerkan, seluruhnya merupakan hasil karya siswa Dafi School di bawah bimbingan para guru. Kegiatan ini menjadi ajang untuk menumbuhkan budaya riset sekaligus ruang bagi siswa mempresentasikan dan membagikan hasil penelitiannya kepada masyarakat luas. ( Ardhy M Basir )

