Dialog Budaya
Laporan: Rachim Kallo
PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR — Pidato Kebudayaan di bagian kedua atau edisi ketiga dari laporan awak media, Dr. H. Ajiep Padindang, SE., MM. usai berorasi – Senator Senayan mengundang tetamu yang hadir pada kegiatan Interaksi Budaya Lembaga Pengembangan Kesenian Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKSS), untuk penandatanganan di spanduk sebagai dukungan kawasan Benteng Somba Opu sebagai Pusat Kegiatan Sekolah Budaya Karaeng Pattingalloang.
Penandataganganan berlangsung beberapa menit di spanduk yang terbentang di sisi kiri baruga benteng somba opu. Setelahnya, MC – Ria A. Abubakar H menyampaikan sebelum dialog budaya dimulai sebagai pengantar kita tampilkan kesok-kesok yang dibawakan Haeruddin Ahar. Dengan iringan kesok-kesoknya bercerita (bertutur) sesuai tema kegiatan interaksi budaya. Ada penekanan sang penutur dengan satu nama Daeng Pamatte. Dialah yang dikenal penulis lontaraq pada tahun 1538. Nama yang disebutkan tadi, salah satu pemantik sempat menanggapinya. (Maaf bukan berpolemik).
Dialog budaya menghadirkan Prof. Dr. Hj. Kembong Daeng., M.Hum (Pemertahanan pemanfaatan Aksara Lontaraq sebagai alat komunikasi dalam interaksi sosial budaya), Drs. H. ANDI AHMAD SARANSI.,M.Si. (Vitalisasi Aksara Lontaraq Menjawab Tantangan Kebudayaan Di Masa Depan) dan Drs. Eddy Thamrin., MM. (Trend Budaya Digital dan Kreativitas Berkesenian memanfaatkan potensi budaya Makassar).
Awalnya, dialog budaya sesuai rundown sesi per sesi, mengingat waktu dan kondisi cuaca saat itu, maka kesepakatan tim kerja Lapakkss dan moderator Ishakim dan Dr. Asis Nojeng, M.Pd. memakai system panel.
Dengan suasana santai yang seketika hujan pun sedikit reda, Ishakim sang moderator membuka dialog budaya memperkenalkan satu persatu pemantik dan dibenarkan Bung Nojeng yang juga sebagai moderator. Sesuai judul dialog budaya, moderator pun keduanya gaya berdialog.