PEDOMANRAKYAT, BANTAENG – Kabupaten Bantaeng genap berusia 770 tahun pada Sabtu, 7 Desember 2024 ini. Sebuah perjalanan panjang yang dirayakan melalui Rapat Paripurna di Gedung DPRD Bantaeng, dipimpin oleh Ketua DPRD Budi Santoso. Mengusung tema “Bantaeng Emas untuk Indonesia”, acara ini diwarnai refleksi dan harapan bagi masa depan daerah serta bangsa.
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, memuji keindahan Bantaeng sekaligus menyoroti karakteristik masyarakat Sulawesi yang hangat dan ramah. Menurutnya, nilai-nilai ini menjadi fondasi penting dalam menjaga kerukunan dan keberlanjutan bangsa.
“Di usia yang ke-770, Bantaeng telah menunjukkan kekuatan dan keindahannya sebagai bagian dari Indonesia. Allah menciptakan Indonesia, termasuk Bantaeng, dalam keadaan tersenyum, membuatnya indah dan penuh harmoni,” ujar Prof. Zudan.
Dalam suasana penuh kehangatan, Prof. Zudan berbagi pengamatannya tentang masyarakat Sulawesi yang sering disalahpahami.
Ia menganalogikan musik tarian tradisional Paduppa dan Pakarena, yang meski terdengar lantang, gerakannya tetap lembut dan anggun.
“Sulawesi itu dikenal keras jika hanya didengar. Namun, jika dilihat dengan hati, semuanya lembut dan ramah,” tambahnya.
Kerukunan : Kunci Keutuhan Indonesia
Prof. Zudan menekankan, karakter ramah dan toleran masyarakat Indonesia menjadi alasan utama keutuhan bangsa hingga saat ini, di tengah keragaman suku, agama, dan budaya yang luar biasa. Ia bahkan mencontohkan negara-negara seperti India dan Pakistan yang terpecah akibat perbedaan agama dan suku.
“Bayangkan, Indonesia memiliki 1.340 suku dan tetap rukun. Ini adalah kekuatan yang harus diwariskan kepada generasi muda,” tegasnya.