Persiapan Metode Aktif Mengenalkan Angka Pada Anak

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

 

Zidni Dinia Anugrah (Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Zidni Dinia Anugrah (Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Dipantau di Istana Kepresidenan Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Presiden RI ingin memfokuskan peningkatan sains dan teknologi dalam dunia pendidikan. Karena menurut Prabowo salah satu bidang sains dan teknologi adalah matematika maka beliau ingin generasi emas pandai dalam matematika.

“Dan tadi ada tawaran bagaimana agar pembelajaran Matematika ditingkatkan di SD kelas 1 sampai kelas 4, dan mungkin juga mengenalkan matematika untuk anak TK.” Ujar Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti saat diwawancarai di Istana Kepresidenan, Selasa (22/10/2024) YouTube.

Sangat menarik karena memang seharusnya matematika sudah diperkenalkan sedini mungkin untuk mengembangkan motorik anak dan menghindari tingkat stress dan kaget saat anak akan mempelajari lebih dalam tentang matematika di tingkatan SD. Maka memperkenalkan matematika sangat penting agar anak bisa perlahan-lahan mengenali angka.

Tapi matematika sebenarnya memang sudah diajarkan para guru di tingkat TK, PAUD, RA atau institusi pendidikan anak usia dini lainnya loh, bahkan jauh sebelum Presiden RI dan para menterinya mengadakan rapat di Istana Kepresidenan. Karena selain belajar membaca, anak-anak juga telah diajarkan mengenal angka, operasi penjumlahan, dan pengurangan sebelum  melanjutkan ke jenjang sekolah dasar.

Ungkapan Abdul Mu’ti tentang memperkenalkan matematika untuk anak TK mungkin lebih tepatnya bukan lagi sekadar memperkenalkan, tapi mengubah cara pengenalan matematika. Perubahan ini meliputi cara penyampaian dan metode yang lebih menarik, agar anak dapat memahami dengan baik dan tidak merasa bosan dengan matematika. Sebab, matematika sering dianggap sebagai pelajaran yang paling membosankan, menyusahkan dan kerap dihindari.

Mereka kerap mengeluh kepada orangtua dan cenderung malas belajar matematika. Penelitian mengatakan rasa malas kepada matematika terjadi karena mereka sering berpikir demikian, matematika selalu dikategorikan pelajaran yang paling sulit maka itu akan terus menempel pada otak anak sehingga rasa malas kepada matematika sering terjadi. Bahkan sebelum kelas matematika dimulai siswa cenderung akan langsung mengantuk, bosan dan beranggapan tidak akan paham dengan pelajaran matematika.

Baca juga :  Emosi Qahar Mudzakkar dan Korban 40.000 Jiwa

Ditambah lagi dengan banyaknya penggunaan rumus dan angka yang ditulis guru di papan tulis membuat anak semakin muak dengan matematika. Apa sebenarnya yang salah dengan matematika, apakah matematika sesulit itu?

Image by Kaboompics.com from Pexels

Bukan salah matematika kalau siswa malas mempelajari angka. Cara guru mengajarlah yang harus diperhatikan dan diubah.  Guru harus tau muatan matematika mana yang cocok untuk jenjang taman kanak-kanak, SD kelas 1, SMP sampai SMA. Karena anak usia 1-5 tahun cenderung lebih berpikir kognitif yaitu lebih tertarik dengan warna, benda, suara, rasa, bau maka seharusnya guru menghindari pengenalan konsep abstrak matematika tapi lebih ke praktiknya secara langsung dengan konsep konkret. Konsep konkret diajarkan kepada anak TK karena saat usia 1-5 tahun bukan saatnya anak mengenal rumus menghitung. Guru harus ingat bahwa mereka baru saja diperkenalkan bukan langsung mempelajari lebih dalam.

Cara memperkenalkan ini seharusnya bisa lebih menarik dan jelas, guru bisa memperkenalkan angka menggunakan balok-balok dan menghitungnya dari pada menggunakan nomor dan cara menjumlahkan dengan rumus. Metode konkret lainnya seperti penggunaan lidi atau benda lain yang bisa dipakai saat pembelajaran. Karena selain belajar angka anak pun akan lebih kreatif dan berpetualang serta berpikir lebih dalam.

1
2TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Keteguhan Mentan Andi Amran Sulaiman Menapaki Jalan Swasembada dan Kedaulatan Pangan Nasional

Oleh: Muslimin Mawi “Jangan berhenti sebelum tugasmu selesai.” Petuah ayah di tanah Bone yang menjadi kompas hidup Andi Amran...

Perjalanan Menuju Kampus Ilmu

Oleh: Yosua Thomas Dolmo (Mahasiswa STIE Nusantara) Nama saya Yosua Thomas Dolmo, biasanya dipanggil Cua. Usia saya 21 tahun....

Salsabila: Saya Seorang Pembelajar yang Dinamis

Oleh: Salsabila (Mahasiswa STIE Nusantara) Nama saya Salsabila, biasanya dipanggil Caca. Usia saya 19 tahun. Seorang mahasiswi di Sekolah...

Memoar: Janji di Ujung Nafas Ayahku

Oleh: Ardhy M. Basir Pengantar Redaksi: Empat puluh tahun lalu, seorang jurnalis senior meninggalkan dunia dalam keheningan sore di bulan...