Buroncong adalah salah satu kue tradisional khas Makassar yang telah menjadi bagian dari budaya kuliner setempat. Kue ini memiliki bentuk yang unik, mirip dengan kue pukis, hanya sedikit lebih tipis , dengan rasa manis dan sensasi renyah dari kelapa parut. Buroncong biasanya dijajakan di pinggir-pinggir jalan dengan gerobak, terutama pada pagi atau petang hari.
Buroncong terbuat dari campuran tepung terigu, santan, parutan kelapa muda, gula pasir, dan sedikit garam. Adonan kental ini kemudian dibakar dengan cetakan khusus di atas tungku kayu. Proses pembuatannya yang unik dan tradisional membuat buroncong memiliki cita rasa yang khas dan tekstur yang renyah.
Seiring berjalannya waktu, buroncong juga terkena sentuhan inovasi dengan penambahan rasa alternatif seperti susu atau keju. Hal ini membuat buroncong semakin populer dan diminati oleh masyarakat.
Buroncong juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu cara mengangkatnya dari cetakan yang menggunakan alat khusus yang menyerupai gancu ( penarik karung beras ). Hal ini membuat buroncong dijuluki sebagai “kue terberat di dunia”.
Kalau ditanya kapan buroncong mulai ada di Makassar, sulit dijelaskan. Ada yang mengatakan tiga puluh tahun lalu, bahkan ada yang bilang lima puluh tahun lalu.