Oleh: MUSLIMIN MAWI
“Kami siap menindaklanjuti instruksi Bapak Presiden dengan langkah konkret di lapangan. Revitalisasi pabrik pupuk adalah bagian penting dari upaya memperkuat sistem ketahanan pangan nasional berbasis kemandirian produksi. Ini amanah, dan akan menjadi lahan amal bagi saya,” kata Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian RI.
Langit Jakarta pagi itu tampak teduh ketika kabar menggembirakan datang dari sawah-sawah Nusantara. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data yang menggetarkan hati petani, produksi beras nasional periode Januari–November 2025 mencapai 33,19 juta ton, naik tajam 12,62 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya 29,47 juta ton.
Di balik angka yang tertulis di atas kertas itu, ada denyut kerja keras jutaan petani, dan ada arah kepemimpinan yang tegas, sosok yang berdiri di garis depan memastikan setiap butir padi tumbuh bukan sekadar menjadi hasil, tetapi menjadi bukti cinta pada tanah air.
Dialah Andi Amran Sulaiman, putra Bugis yang dikenal dengan ketegasan, ketulusan, dan langkah cepatnya dalam membenahi pertanian Indonesia.
Bahkan dunia pun menoleh. United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia akan menembus 34,6 juta ton, sedangkan Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan bisa mencapai 35,6 juta ton untuk masa tanam 2025/2026.
Sebuah pengakuan global bahwa negeri ini sedang bangkit, menapaki jalan swasembada bukan sebagai mimpi, melainkan kenyataan yang disemai dengan kerja keras dan kebijakan yang berpihak.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, pada Kamis, 9 Oktober 2025, menyampaikan dengan nada syukur: “Alhamdulillah, mudah-mudahan tidak ada aral melintang. Dua bulan ke depan, Insya Allah Indonesia tidak impor lagi. Kita swasembada”.
Kata-kata itu bukan sekadar optimisme, melainkan keyakinan seorang pemimpin yang lahir dari rahim perjuangan. Ia tahu benar bahwa swasembada bukan hanya soal produksi, tetapi soal martabat bangsa tentang kemampuan berdiri di atas kaki sendiri.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja sektor pertanian mencapai 71,5 persen. Angka yang menunjukkan bahwa publik tidak sekadar melihat kerja, tapi merasakan hasilnya.
Sementara riset Strategic and Political Insight Network (SPIN) menempatkan Andi Amran di peringkat kedua sebagai menteri berkinerja terbaik di kabinet Merah Putih, dengan apresiasi publik mencapai 67,3 persen.
Sebuah bukti bahwa kebijakan pertanian di bawah arahannya bukan sekadar administrasi, melainkan gerakan nyata yang menyentuh kehidupan rakyat, dari petani kecil hingga pasar-pasar rakyat.