Unwar Telorkan Guru Besar ke-14 Prof. Dr. Drs. I Wayan Wesna Astrana, SH, MH, M.Hum

Tanggal:

Follow Pedomanrakyat.co.id untuk mendapatkan informasi terkini.

Klik WhatsApp Channel  |  Google News

Lewat kaca mata akademisinya, ia melihat pariwisata Bali yang mengusung ekowisata perlu didiskusikan lebih intensif. Pasalnya, berdasarkan UU Nomor 9/2009 tentang Kepariwisataan, ekowisata tidak disebutkan.

Namun setelah terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 33/2009 tentang Pedoman Pariwisata, kata ekowisata mulai menampakkan diri. Namun tetap ada kekosongan hukum di pasal 5 dan 6 permendagri tersebut.

Syukurnya, Bali memiliki nilai kearifan lokal Tri Hita Karana, yang mengatur kehidupan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia serta alam. Sehingga, konsep ini sudah matching dengan ekowisata meski tidak mengikuti pola UU 9/2009 serta Permendagri 33/2009. “Yang penting merujuk pada potensi desa masing-masing,” jelas dia.

Pola ekowisata Bali yang tidak mengikuti pola UU, lanjut dia, persis ketika Bali dan Papua ‘menolak’ UU tentang pornografi. Kearifan lokal di dua daerah itu memang tidak ‘penggg’ dengan UU pornografi jika dipaksakan.

“Misalnya di Bali ada tari kecak. Itu penarinya memang telanjang dada, bukan pornoaksi. Begitu pun Papua dengan budaya kotekanya. Itu bukan porno, tapi kearifan lokal yang patut dilestarikan,” kata Wesna memungkasi.

Rektor Universitas Warmadewa, Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E, Sp.ParK mengucapkan selamat kepada Prof. Wesna yang telah berjuang dengan sangat gigih untuk meraih gelar guru besar. Ia berharap Prof. Wesna akan memberikan prestasi gemilang bagi Unwar setelah menjadi guru besar.

Ia mengatakan Unwar mendapatkan kado tahun baru, dengan bertambahnya satu orang guru besar ini yang dikukuhkan Senin 31 Januari 2022. Namun demikian, ia merasa pesimis dalam waktu dekat ini Unwar akan mampu memenuhi quota guru besar yang ditetapkan secara nasional. Karena meski telah memiliki 13 guru besar, ia mengaku masih jauh dari standar nasional.

Baca juga :  Bikin Paspor Kini Bisa Lewat Jalur Online

“Kami dorong terus dosen-dosen untuk melanjutkan pendidikan. Bahkan dosen yang mau berjuang menjadi guru besar langsung kami berikan dana Rp 30 juta, sebagai motivasi. Karena mereka pasti membutuhkan biaya besar,” ungkap Prof. Widjana.

Sementara Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali (YKKPB), Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si mengapresiasi Prof. Wesna yang telah berhasil meraih gelar guru besar.

Wisnumurti yakin kedepan akan lebih banyak lagi dosen Unwar meraih gelar guru besar. Pada 2022-2023 ia harapkan lebih banyak lagi guru besar yang bisa dilahirkan dan pihaknya punya keyakinan itu bisa diraih. Karena dosen di Unwar, 60 persen sudah bergelar doktor, kemudian dari doktor ke lektor kepala dan guru besar, ini kemungkinan besar akan bisa diraih.

“Lima tahun ke depan, paling tidak kita memiliki 25 profesor. Dan tentu target ini sangat realitis karena kita tahu SDM kita, kualifikasi dosen yang kita punya,” pungkasnya. (*)

1
2
TAMPILKAN SEMUA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Artikel Terkait

Revolusi Fotografi : Dari Hobi Jadi Mesin Cuan di Era Digital

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR – Dulu, fotografi identik dengan kamera mahal dan keterampilan teknis yang mumpuni. Namun, di era digital...

Rahasia Foto Menawan dari Kamera Handphone: Genggaman dan Sudut Jadi Kunci

PEDOMANRAKYAT, MAKASSAR -- Menghasilkan foto menawan tak hanya bergantung pada fitur canggih kamera handphone. Menurut Ramzi, teknik memegang...

Redmi Note 8 Pro: Spesifikasi dan Harga Terbaru di Pasaran

PEDOMANRAKYAT - Redmi Note 8 Pro adalah salah satu ponsel yang cukup populer di Indonesia, baik dari segi...

Download Video YouTube ke Galeri HP: Solusi Terbaik Untuk Menonton Offline

PEDOMANRAKYAT - Banyak orang ingin tahu cara download video YouTube ke galeri HP mereka, terutama saat mereka ingin...